Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain newsmatic dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /home/u822308407/domains/nisa.co.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Laki-laki dan Perempuan: Makhluk yang Sama secara Sosial - Nisa.co.id

Laki-laki dan Perempuan: Makhluk yang Sama secara Sosial

Jika merujuk pandangan Islam tentang kesederajatan laki-laki dan perempuan secara sosial, maka tertegaskan bahwa derajat keduanya memiliki persamaan satu sama lain kecuali dari keimanan. Untuk itu, keimanan Islam tidak mentolerir segala jenis pandangan dan tindakan yang merendahkan eksistensi perempuan, yang menganggap mereka sebagai penghuni api neraka, hanya karena berjenis kelamin perempuan. Bukan begitu kan?

Sebab secara prinsip seseorang yang masuk neraka ataupun masuk surga bukan karena jenis kelaminnya, tetapi karena keimanan dan amalnya. Sehingga, teks berbicara mengenai perempuan yang tidak bersyukur pada pasanganlah yang akan masuk neraka. Bukan karena jenis kelamin, tetapi karena tidak bersyukur dalam menerima kenikmatan yang Allah Swt berikan.

Karena itu, laki-laki yang tidak bersyukur, secara mubadalah, juga pantas menjadi penghuni neraka. Jadi dalam konteksnya, penghuni neraka yang tersebabkan manusia yang tidak bersyukur tidak hanya untuk perempuan namun juga kepada laki-laki.

Kontribusi dan Peranan

Dalam ranah sosial kontribusi dan peranan komposisi antara laki-laki dan perempuan adalah sesuatu yang sifatnya konteksttual. Yaitu memenuhi kebutuhan konteks tertentu yang bisa berubah ubah karena perubahan konteks.

Dengan begitu, perbandingan laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan yang mendasar secara sosial. Karena jika kita melihat dari kacamata sosial kaum hawa mampu memberikan kontribusi yang sama dengan laki-laki. Yakni memberikan berbagai hal yang perlu dari sikap dan sifat kepekaan perempuan terhadap lingkungannya.

Di sisi lain dapat kita ingatkan bersama bahwa selain iman dan amal yang membedaan sosial agama terdapat pula pengalaman sosial dan pengalaman biologis yang tidak teralami oleh laki-laki. Khususnya dalam ranah sosial, kaum hawa memiliki kontruksi sosial yang mengerikan alih-alih laki-laki seperti halnya stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi, beban ganda dan juga kekerasan yang tidak teralami oleh laki-laki.

Baca Lainya  Refleksi Harlah PGRI 2024: Menghargai Peran Pendidik dalam Kerja-kerja Peradaban

Namun, perlunya persamaan sosial antara laki-laki dan perempuan adalah bagaimana peran keduanya memiliki persamaan dan dapat terlakukan satu sama lain. Sebab, jenis kelamin bukan semata-mata sebagai ukuran seseorang memperoleh suatu tugas, tanggung jawab, atau posisi tertentu. Namun lebih kepada memaknai kesalingan di antara keduanya dalam berbagi peran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *