Stigmatisasi Perempuan perlahan mulai luntur, meskipun dari sendi kehidupan pemikiran tersebut masih mengakar kuat di dalam masyarakat. Meskipun begitu, tidak menutup perempuan untuk terus berdedikasi merubah peradaban menjadi lebih baik
Baru-baru ini kita heboh dengan pemberitaan pemerkosaan (kekerasan seksual) yang bocah SD lakukan kepada anak TK berusia 6 tahun. Bukankah ini menjadi peritiwa miris? Lagi-lagi edukasi seks menjadi hal penting untuk diterapkan di dalam pendidikan anak sejak dini. Bagi kebanyakan orang, seksualitas adalah hal tabu untuk diajarkan kepada anak. Selayaknya orang tua yang menaruh rasa…
Banyak persoalan menarik jua penting manakala kata “perempuan” tercerita-obrolkan. Sekian deretan perjuangan dan problematika kian mewarnai khazanah perempuan.
Wacana perempuan bukan hal yang menjadi perdebatan lagi, pasalnya isu perempuan selalu menjadi topik menarik untuk diperbincangkan.
Jika merujuk pandangan Islam tentang kesederajatan laki-laki dan perempuan secara sosial, maka Islam menegaskan bahwa kesederajatan perempuan dan laki-laki secara sosial memiliki persamaan satu sama lain kecuali dilihat dari keimanan yang ada pada keduannya.
Seringkali kita mendengar payudara berkaitan erat dengan dengan kepemilikan perempuan? Yah lagi dan lagi hal tersebut bukan menjadi hal sensitive dan tabu untuk diperbincangkan.
Stigma masyarakat menjadikan wanita sebagai konco wingking yang bertugas mengurusi rumah dan guru laki-laki yang memiliki arti guru bagi istrinya agar tidak berbuat sesuatu yang melanggar ajaran agama ataupun adat masih melekat dalam tradisi masyarakat.
