Rahmah El Yunusiyah: Reformator Pendiri Diniyah Putri

Rahmah El Yunusiah

Rahmah El Yunusiah lahir di Negeri Bukit Surungan, Padang Panjang pada 26 Oktober 1900. Ia merupakan anak bungsu dari pasangan Muhammad Yunus al-Khalidiyah bin Imanuddin dan Rafia. Perempuan yang kerap mendapat julukan reformator pendidikan Islam dan pejuang kemerdekaan Indonesia ini berhasil melakukan perubahan di bidang pendidikan keagamaan khususnya perempuan.

Ayahnya, Yunus merupakan seorang muslim taat. Pun seorang ulama pernah menuntut ilmu di Makkah selama empat tahun, serta bekerja seagai qadi (hakim).

Rahmah kecil belajar giat dengan ayahnya. Namun, di usia enam puluh tahun Yunus wafat. Sepeninggal ayahnya, kakak sulungnya, Zainuddin Labay El Yunusy, menggantikan peran ayahnya mengajarkan Rahmah baca tulis arab dan latin. Kakaknya merupakan seorang tokoh pembaharu sistem pendidikan Islam diniyah school yang berdiri tahun 1915.

Dengan kemahirannya berbahasa asing wawasan Zainuddin sangat luas. Ia menjadi guru, pemberi inspirasi, dan pendorong cita-cita Rahmah el-Yunusiyah. Meskipun hanya mengenyam pendidikan dasar selama tiga tahun, namun Rahmah memiliki kecerdasan dan wawasan luas. Ia belajar autodidak sehingga menjadi pribadi cerdas,  lincah, menyukai  hal-hal baru, dan memiliki tekad baja.     

Konstruksi Paradigma

Bermula dari pengamatan di lingkungannya bahwa paradigma masyarakat Melayu memandang perempuan hanya kelas nomor dua dan tidak perlu bersekolah tinggi. Perempuan pada saat itu masih pasif dan terbelenggu oleh budaya yang melekat. Belum mampu memberikan kontribusi riil bagi kemajuan agama dan bangsanya. Dengan demikian kiprah perempuan di zaman itu belum mendapat sorotan publik.  

Berawal dari keprihatinan tersebut, ia berpendapat bahwa pendidikan sangat penting bagi kaum perempuan. Melalui pendidikan, kaum perempuan mampu menjunjung harkat dan martabatnya. Dengan begitu, dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas.

Baca Lainya  Lanny Kuswandi: Penggagas dan Pakar Hypno-Birthing Indonesia

Dari sini, Rahmah bertekad mendirikan sekolah khusus bagi kaum perempuan. Bersama kakak sulungnya, ia berhasil mewujudkan mimpinya pada 1 November 1923. Maka berdirilah madrasah diniyah li al-banat yang menjadi diniyah putri pertama di Indonesia.

Keberhasilan Rahmah mengelola perguruan diniyyah putri Padang Panjang mendapat apresiasi tak hanya dari dalam negeri saja tetapi dari luar negeri juga. Rektor Universitas Al-Azhar Mesir, Dr. Syaikh  Abdurrahman Taj mengadakan kunjungan ke diniyah-nya pada tahun 1955. Kemudian ia mengadopsi sistem pendidikan perguruan diniyah putri Padang Panjang tersebut ke Universitas Al Azhar yang pada waktu itu belum memiliki pendidikan khusus bagi perempuan.

Atas jasanya, Rahmah mendapat gelar syaikhah dari Universitas Al Azhar pada tahun 1957. Ia menjadi wanita pertama yang mendapat gelar tersebut. Prestasi yang sangat membanggakan bagi Rahmah khususnya dan bagi bangsa Indonesia pada umumnya.

Meskipun nama Rahmah El Yunusiyah tidak masyhur di masyarakat luas, laiknya R.A. Kartini, namun jasa dan kebermanfaatan ilmunya dapat kita nikmati hingga sekarang. Melalui kisah Rahmah El Yunusiyah, ia membuktikan bahwa perempuan mampu mendobrak pintu ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang ada di lingkungannya. Memberikan bukti bahwa muslimah Indonesia bukan muslimah terbelakang, melainkan mampu memberi kontribusi agama dan bangsanya melalui bidang pendidikan bagi perempuan.

6 thoughts on “Rahmah El Yunusiyah: Reformator Pendiri Diniyah Putri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *