
Nisa.co.id – Sidang senat terbuka dalam rangka pengukuhan Prof. Dr. Islah, M.Ag., sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Tafsir UIN Raden Mas Said Surakarta. Acara terlaksana pada Selasa, 16 Mei 2023 pukul 08.30-10.30. Bertempat di gerha dan lebih kurang 250 tamu undangan menghadiri.
Pembukaan acara pengukuhan tergelar dengan khidmat. Menjawa awalan ialah menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan-sambutan, kemudian pentas tari sufi sebagai ucapan salam selamat datang kepada seluruh tamu.
Acara sidang senat terbuka termulai dipimpin oleh ketua senat Prof. Dr. Hj. Erwati Aziz, M.Ag. Berlanjut dengan pembacaan surat keputusan yang telah tertandatangani Menteri Agama dan pembacaannya oleh Drs. H. Muhammad Lutfi Hamid, M.Ag. selaku Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan UIN Raden Mas Said Surakarta.
Selayang Pandang
Bernama lengkap Islah Gusmian, lahir di Pati, tepatnya di Margoyoso, 22 Mei pada tahun 1973. Merupakan seorang pengajar sejak 2003-sekarang di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah khususnya di program Studi Ilmu Al Qurâan dan Tafsir UIN Raden Mas Said Surakarta yang konsen di bidang kajian manuskrip Islam, khususnya mushaf Al-Qurâan di Nusantara. Selain menjadi pengajar, pada tahun 2007, Prof. Islah mendirikan Pusat Kajian Naskah dan Khazanah Islam Nusantara.
Riwayat pendidikannya mulai dari S1 pada tahun 1997 di IAIN Yogyakartaâsekarang UIN Sunan Kalijaga. Kemudian melanjutkan S2 dan lulus pada tahun 2002. Pungkasannya mengambil program doktor dan menamatkan pada tahun 2014 hingga berhasil meraih gelar guru besar pada tahun 2023, dan terkukuhkan pada Selasa, 16 Mei 2023, kemarin.
Menggandrungi Kegelisahan
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Islah menyampaikan kegelisahan mengenai tafsir Al-Qur’an yang tidak banyak terbahas dan tergandrungi oleh orang-orang. Pada tahun 2007 tepatnya empat tahun setelah menjadi dosen UIN, ia mulai memunguti sesuatu yang berserakan dan mungkin terabaikan di latar akademik. Mengenai hubungan Al-Qur’an dan tafsir dengan ruang batin dunia Jawa.
Baru kemudian selang beberapa tahun, ratusan bahkan ribuan naskah keagamaan berhasil terkumpulkan. Tafsir mulai dapat terakses, terbukukan, terterbitkan, dan terdigitalisasikan sehingga para mahasiswa, dosen, dan akademisi secara terbuka dapat menikmatinya. “Namun pertanyaannya adalah ada berapa orang yang menjamahnya?” tambahnya.
Menekuni bidang manuskrip dan kajian tafsir Nusantara bukan hal yang mudah, dalam hal ini, Prof. Islah berkeinginan untuk mendampingkan Al-Qurâan dengan masyarakat Jawa. Bahwa pemilihan tafsir dalam Bahasa Jawa adalah bentuk ekspresi budaya, bagaimana Al-Qurâan mampu terkenalkan dalam ruang batin masyarakat Jawa. Hal ini tertuliskan dalam bukunya yang berjudul Tafsir Al-Qurâan dan Lanskap Kejawaan (Resepsi, Transmisi, dan Strategi Budaya).
Dalam konteks budaya, beragam tafsir Al-Qurâan Jawa melakukan resepsi, adopsi, dan adaptasi atas tradisi dan budaya masyarakat Jawa secara dinamis dan kreatif. Jawa di-gowo (jangan pernah meninggalkan nilai dan tradisi baik yang telah hidup dalam kesadaran masyarakat Jawa); Arab digarap (segala yang mengalir dari Arab sebaiknya dipelajari, dimengerti, dan dipahami terlebih dahulu dengan baik); dan barat di-ruwat (segala yang mengalir dari barat sebaiknya ditiris, dipilah serta dipilih yang selaras dengan nilai kemanusiaan).
(Islah, 2023)
Tradisi dan Nilai Hidup
Terlepas dari hal tersebut, Jawa terpahami bukan hanya sekadar identitas kewilayahan, tetapi tentang tradisi dan nilai hidup yang telah mengakar dalam jantung kehidupan masyarakat Jawa. Oleh sebab itu, ketika Al-Qurâan terpahami pesan-pesannya, sejauh mana tradisinya, perannya dalam membangun dan menghasilkan suatu tafsir, maka nilai-nilai Jawa yang terbawa dapat berdampingan dengan Al-Qur’an yang diresapi.

Acara kemudian berlanjut dengan sesi pengukuhan guru besar oleh rektor dan ketua senat. Dalam sambutannya, Rektor UIN Surakarta, Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd. menyampaikan sekaligus memberi ucapan selamat kepada Prof. Islah yang telah menjadi guru besar ke-4 di Fakultas Ushuludin dan Dakwah serta Guru Besar ke-16 di UIN Raden Mas Said Surakarta.
Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd. juga menambahkan bahwa di era sekarang, orang yang ahli dalam bidang Ilmu Tafsir Al-Qurâan sudah sangat langka. Bahkan Prof. Islah adalah satu-satunya guru besar yang ahli di bidang ilmu tafsir di UIN RM Said Surakarta. Mengingat Prof. Nashruddin Baidan yang telah purna tugas dari UIN.
Terakhir, sebagai prinsip, Prof. Islah menyematkan apa yang dikatakan oleh James Clear dalam Atomic Habits bahwa hasil luar biasa dimulai dari perubahan-perubahan kecil. Hal tersebut kemudian dibuktikan oleh Prof. Islah yang kini mampu mengantarkannya mencapai hasil luar biasa sebagai guru besar.