Banyak patah menuju entah yang tak terbantah
Mengubur mimpi yang tak mungkin sampai
Meredam asa penuh dengan amarah
Mencibir takdir yang tak pernah berakhir
Pikirannya memberontak
Relungnya terkoyak
Hatinya membara
Kuasanya tiada daya
Masihkah ada cahaya dalam kelamnya malam?
Masihkah ada angin dari gersangnya harapan?
Masihkah ada hujan bagi tandusnya kemungkinan?
Perempuan itu menadah
Berbisik pada langit, berbasah ria pada bumi
Memperlebar jangkauan hati, menerima segala empati
Bespasrah pada aksioma, menentang semua stigma
Segala usaha sia-sia
Kenyataan menampar tanpa rasa
Pretensi menjadi benteng utama
Animo berperan terbata-bata
Dia kehilangan semua yang menjadikannya ada
Dia kehilangan semua yang menjadikannya bahagia
Dia kehilangan semua yang menjadikannya hidup
Jadi, hidup seperti apa lagi yang harus dia jalani?
Hanya patah yang saat ini menjadi sahabatnya.