Sumber Gambar: detik.com
Di balik kesuksesan Wardah, merek kosmetik terbesar di Indonesia, ada sosok perempuan yang bukan hanya pengusaha, tetapi juga pemimpin bervisi kemanusiaan. Nurhayati Subakat, pendiri Paragon Corp, tidak sekadar membangun bisnis untuk meraih keuntungan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang membuat perusahaannya memiliki dampak sosial yang luas. Dunia bisnis sering kali hanya berorientasi pada profit, tapi Nurhayati berbeda. Ia menunjukkan ada cara lain untuk mencapai keberhasilan, yakni mengutamakan nilai kemanusiaan.
Nurhayati memulai perjalanan dari sesuatu yang sederhana. Sebuah usaha rumahan yang memproduksi sampo bermerek “Putri”. Menjadi seorang apoteker lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), ia memiliki bekal ilmu cukup untuk memformulasikan produk sendiri. Nurhayati berhasil membangun Paragon Corp menjadi perusahaan yang menaungi berbagai merek ternama seperti Wardah, Make Over, dan Emina.
Jalannya menuju sukses tidak selalu mulus. Pabrik kecilnya pernah mengalami kebakaran hebat, nyaris membuatnya kehilangan segalanya. Dalam situasi itu, ia menghadapi berbagai pilihan, menyerah atau bangkit. Dengan dukungan keluarga dan keyakinannya kuat, ia memilih opsi kedua. Keputusan ini menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia membangun kembali bisnisnya, bukan hanya dengan semangat baru, tetapi juga dengan filosofi yang lebih dalam bahwa bisnis harus memberi manfaat bagi orang banyak, bukan hanya bagi pemiliknya.
Nurhayati kemudian mendirikan Wardah, yang saat itu menjadi pionir kosmetik halal di Indonesia. Keputusannya untuk mengusung konsep halal bukan hanya strategi pasar, tetapi juga cerminan dari keyakinannya bahwa bisnis harus berjalan sejalan dengan nilai dan integritas. Wardah tumbuh pesat, bukan hanya karena kualitas produknya, tetapi juga karena pendekatan kemanusiaan yang mereka terapkan dalam seluruh aspek bisnisnya. Dalam sistem kerja Paragon Corp, kesejahteraan karyawan menjadi prioritas. Perusahaan ini terkenal memiliki lingkungan kerja yang adil, memberi kesempatan bagi perempuan untuk berkembang, serta aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
Filosofi Humanisme
Filosofi humanisme Nurhayati tidak hanya tercermin dalam cara ia memimpin perusahaan, tetapi juga dalam bagaimana ia melihat kesuksesan. Baginya, bisnis bukanlah semata tentang angka dan keuntungan, tetapi tentang bagaimana keberadaan sebuah perusahaan bisa membawa perubahan positif bagi masyarakat.
Paragon Corp secara konsisten menjalankan berbagai program beasiswa, pengembangan keterampilan, dan inisiatif sosial yang membantu banyak orang. Di saat banyak perusahaan hanya fokus pada pertumbuhan bisnis, Nurhayati justru berusaha memastikan bahwa pertumbuhan tersebut membawa dampak nyata bagi komunitas.
Kesuksesan Nurhayati Subakat menjadi bukti bahwa perempuan mampu menjadi pemimpin hebat dalam dunia bisnis. Ia tidak hanya membangun perusahaan yang besar, tetapi juga menghadirkan perubahan dalam industri kecantikan dengan pendekatan yang lebih etis dan bernilai. Kisahnya mengajarkan bahwa keberanian, ketekunan, serta komitmen terhadap nilai-nilai yang kita yakini dapat membawa seseorang menuju kesuksesan jangka panjang juga memberi dampak positif bagi sekitar. Dalam dunia yang masih sering meragukan kapasitas perempuan dalam kepemimpinan, Nurhayati hadir sebagai bukti bahwa perempuan bisa dan layak menjadi pionir di bidangnya.[]