Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain newsmatic dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /home/u822308407/domains/nisa.co.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Harmoni Jatiwangi - Nisa.co.id

Harmoni Jatiwangi

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
Di lembah tenang Jatiwangi
Kenangan pabrik gula bersemi
Mesin tua bernyanyi lirih

Tentang manisnya masa yang beralih.
Genteng-genteng dari tanah merah
Lahir dari tangan penuh anugerah
Menyatu dengan nafas bumi
Mengukir jejak di setiap mimpi.

Lihatlah atap-atap yang bersahaja
Bercerita tentang kerja dan doa
Menyimpan keindahan tak terucap
Dalam sunyi yang tak pernah lenyap.

Langit Jatiwangi memeluk mentari
Menghangatkan hati memberi arti
Di sini genteng menjadi puisi
Mengalirkan estetika tanpa henti.

Jatiwangi adalah cinta yang setia
Menyulam sejarah, merajut budaya.

Jebor Jatiwangi

Di tanah Jatiwangi
Berdiri Jebor penuh arti
Tempat tanah bertemu jiwa
Melahirkan seni, budaya, dan rasa.

Bukan sekadar pabrik tua
Ia adalah rahim estetika
Genteng-genteng berwujud seni
Menghiasi bumi dengan harmoni.

Dari tangan kasar penuh luka
Tercipta karya penuh makn
Bukan hanya benda, tapi cerita
Tradisi berpadu dengan cita.

Doa Tanah

Tanah ini saksi langkah-langkah kecilku
di setiap debunya ada cerita perjuangan
tempatku jatuh, bangkit, dan merajut mimpi
tak pernah lelah menampung segala keluh.

Dalam gigil malam atau terik siang
tanah tetap diam, tak pernah mengeluh
seperti ibu yang penuh cinta
mengajariku arti ketabahan.

Ya Allah, jadikan tanah ini ladang keberkahan
tempat sujud yang mengantarku pada rahmat-Mu
dan saat waktuku tiba
izinkan aku kembali dengan damai ke pelukan tanah-Mu.

Najan urang hirup ayeuna ngalanglayang
Di angin kahirupan
aya waktuna urang mulang deui ka lemah
— lemah asal
lemah pangjugjugan.
Baca Lainya  Patah Yang Tak Berujung Darah, Mengapa?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *