Menjadi mahasiswa adalah bagian penting dalam perjalanan menuju kebaikan dan kemandirian. Namun, banyak mahasiswa yang merasa tidak cocok dengan jurusan yang mereka pilih. Fenomena ini selalu terjadi di berbagai universitas, baik negeri maupun swasta. Hal ini bisa mengurangi semangat belajar, mengurangi hasil akademik, dan memengaruhi masa depan karier seseorang.
Salah satu penyebab utama mahasiswa salah jurusan adalah kurangnya pengetahuan tentang kemampuan diri. Banyak siswa memilih jurusan karena dorongan orang tua, tren pekerjaan, atau ikut-ikutan teman. Akibatnya, ketika kuliah, mereka merasa bosan dan kehilangan semangat belajar karena materi tidak sesuai dengan selera atau bakat mereka. Selain itu, kurangnya informasi tentang dunia perkuliahan dan peluang kerja juga membuat situasi semakin memburuk.
Mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan minat, bakat, atau kemampuan kita sangatlah menyiksa, terlebih lagi jika itu bukan pilihan atau kemampuan kita sendiri. Belajar karena terpaksa akan sulit terpahami oleh otak karena ada rasa emosi negatif seperti kesal, marah, sedih, dan sebal yang menghalangi proses belajar dan mengurangi semangat belajar. Merasa salah jurusan adalah hal yang umum dan bisa terjadi pada siapa saja.
Cara Pandang
Poin terpenting adalah mengetahui apakah masalahnya terletak pada jurusan itu sendiri atau pada cara kita memandangnya. Dengan mengubah cara pandang, mencari peluang, serta memanfaatkan kelebihan yang termiliki, kita bisa mengubah perasaan kecewa menjadi rasa bersyukur. Masa depan lebih bergantung pada kemampuan beradaptasi, usaha yang keras, dan keberanian mengambil langkah daripada hanya nama jurusan di ijazah. Karena pada akhirnya jurusan bisa salah, tapi masa depan tetap bisa kita arahkan.
Dampak dari kesalahan jurusan ada beberapa hal yaitu dalam hal akademik, mahasiswa cenderung kurang berprestasi karena kurang tertarik belajar. Secara psikologis, mereka bisa merasa stres, rendah diri, hingga ingin berhenti kuliah. Sistem pendidikan di tingkat sekolah menengah sering kali tidak memberikan bimbingan dalam memilih karier yang cukup lengkap. Banyak siswa masih kurang mengerti tentang isi, tujuan, dan masa depan dari berbagai jurusan di perguruan tinggi. Karena itu, mereka memilih jurusan tanpa mempertimbangkan secara matang.
Selain itu, cara penerimaan mahasiswa yang mengandalkan nilai ujian juga membuat beberapa siswa memilih jurusan hanya karena kemungkinan lulus yang tinggi, bukan karena sesuai dengan minat atau bakat mereka. Hal ini bisa mengganggu karier seseorang karena bekerja atau belajar di bidang yang tidak sesuai dengan profesinya. Namun, menjadi mahasiswa yang salah jurusan bukan berarti akhir dari sebuah perjalanan kita untuk meraih impian.
Adaptasi Evaluatif
Banyak orang yang sukses justru menemukan jalan setelah mengalami kesalahan ini. Kunci dari masalah ini adalah kemampuan beradaptasi dan mengevaluasi diri. Mahasiswa perlu menemukan kembali minat dan kemampuannya, lalu mencoba menghubungkannya dengan jurusan yang sedang ia ambil. Contohnya bisa dengan mengambil mata kuliah pilihan, ikut kegiatan luar kampus, atau belajar keterampilan sendiri.
Selain itu, universitas juga memiliki peran dalam membantu mahasiswa menemukan arah yang tepat. Bimbingan akademik, konseling karier, dan pelatihan pengembangan diri bisa menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menemukan potensi dan menyesuaikan tujuan studinya. Lingkungan kampus yang mendukung akan membantu mahasiswa mengubah kegagalan menjadi pengalaman berharga. Salah jurusan bukanlah kegagalan, tapi tantangan untuk membuka makna baru dalam belajar.
Mahasiswa yang sanggup menyesuaikan diri dan memanfaatkan kesempatan, meski sedang dalam kesulitan akan tumbuh menjadi individu yang kuat dan kreatif. Sekarang ini, kemampuanmu lebih penting daripada sekadar ijazah. Perusahaan tidak hanya memperhatikan jurusan yang kamu ikuti, tetapi juga kemampuan yang kamu punya. Jadi, manfaatkan waktu kuliahmu untuk mengikuti pelatihan, kursus online seperti Coursera, Udemy, atau Kampus Merdeka, serta magang yang bisa memperkaya portofolio kamu.Terlepas dari jurusan apa pun yang kamu ambil, jika kamu memiliki kemampuan seperti digital marketing, UI/UX, public speaking, atau bahasa asing, kamu akan memiliki peluang besar untuk diterima dan mampu bersaing di dunia kerja.
Upaya Terampil
Namun memilih jurusan kuliah bisa membuat kemampuan akademik seseorang tidak cocok dengan pekerjaan yang ia terima. Jurusan kuliah ada agar bisa memberi bekal keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan tertentu. Jika seseorang mengambil jurusan yang tidak sesuai dengan minatnya, maka ia mungkin kesulitan memahami materi pelajaran, kehilangan semangat belajar, bahkan merasa tidak siap ketika harus mulai bekerja.
Akibatnya, lulusan yang salah jurusan kerap menghadapi kesulitan mencari pekerjaan yang cocok atau merasa tidak senang dengan profesi yang dia jalani. Di sisi lain, hal ini tidak selalu berujung pada masalah. Banyak orang justru menemukan jati dirinya dan sukses dalam bidang yang berbeda dari jurusan kuliahnya. Dunia kerja saat ini semakin fleksibel dan keterampilan seperti berkomunikasi, kreatif, serta kemampuan berpikir kritis lebih dihargai daripada sekadar latar belakang pendidikan formal. Jika seseorang memiliki semangat belajar dan mampu beradaptasi, ia bisa berganti bidang dan membangun karier baru yang sesuai dengan minatnya, meskipun latar belakang pendidikannya tidak sesuai.
Jadi, mahasiswa yang salah jurusan apakah harus mundur atau lanjut? Mahasiswa yang merasa salah jurusan lebih baik mempertimbangkan kembali niat untuk mengundurkan diri, mungkin secara pribadi dia masih belum bisa untuk menerima kenyataan bahwa jurusan maupun kampus yang tidak pernah terlintas dipikiran ataupun rencananya kini yang akan menghantarkan dirinya untuk menuju gerbang kesuksesan. Tetapi jika memang benar-benar tidak cocok dengan bidangnya dan dia merasakan tertekan dalam jurusan tersebut, lebih baik mengundurkan diri dari awal perkuliahan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan akan memperlambat proses perkuliahan.[]

