Dua Dunia, Satu Peran: Impresi Roleplay pada Mental Remaja Perempuan

Sumber Gambar: geotimes.id

Remaja perempuan di era digital hari ini banyak memanfaatkan media sosial sebagai sarana hiburan sekaligus eksplorasi. Saat ini banyak remaja perempuan yang hidup di dua dunia yang berbeda tetapi saling berhubungan: dunia maya dan nyata (kehidupan sehari-hari). Pengertian ini orang-orang mengenalnya dengan sebutan roleplay.

Roleplay adalah suatu kegiatan di mana seseorang memerankan peran lain baik di dunia maya maupun nyata. Keduanya mempunyai ruang atau potensi bagi mereka untuk mengeksplorasikan diri dan berinteraksi secara lebih luas. Di tengah luasnya perkembangan digital, roleplay secara langsung (luring) maupun tidak lansung (luring), muncul sebagai hal menarik yang secara tidak langsung mempengaruhi kondisi mental mereka. Banyak remaja perempuan saat ini yang mengikuti roleplay karena mereka merasa bahwa dengan roleplay mereka bisa mengeksplorasi dunia lebih luas.

Di dunia maya , remaja perempuan sering kali terlibat dalam roleplay melalui forum atau komunitas daring (grup online dengan orang yang tidak mereka kenali) atau melalui gim online dan media sosial lainnya.  Mereka dapat memerankan peran karakter yang mereka inginkan seperti artis k-pop, tokoh animasi, atau bahkan versi khayalan dari diri mereka sendiri yang mereka inginkan.

Bilik Eksplorasi

Roleplay ini bukan hanya sekedar hiburan saja, tapi bisa sebagai area aman untuk bereksplorasi dengan identitas lain tanpa takut terhakimi. Bahkan beberapa anak melakukan roleplay di dunia maya sebagai pelarian dari tekanan yang membuat mereka merasa stres. Baik dari tekanan sekolah, teman, maupun lingkungan keluarga.

Dengan berperan menjadi orang lain, mereka bisa mencoba perilaku baru, mengekspresikan emosi yang mungkin sulit mereka ungkapkan dalam kehidupan mereka sehari hari. Mereka juga bisa bersikap bahkan dengan sikap yang mereka tidak pernah tunjukkan di dunia nyata. Beberapa penelitian menunjukkan  bahwa roleplay online dapat memberikan kepuasan dan kesenangan tersendiri dan tentunya menambah teman baru dan banyak komunikasi baru lainnya, walaupun identitas aslinya orang tidak mengetahui dengan pasti .

Baca Lainya  Denyut Perempuan Lereng Gunung Merapi

Tidak hanya di dunia maya, roleplay juga terjadi dalam kehidupan sehari hari atau secara langsung, meskipun tidak disdari. Ketika seseorang berlatih presentasi di depan cermin, berimajinasi menjadi seorang dokter, guru, atau artis, dia sedang melakukan roleplay. Aktivitas-aktivitas ini berperan penting dalam pengembangan keterampilan dalam berkomunikasi dan penguatan mental di kalangan remaja. Mereka belajar bagaimana menghadapi situasi, berlatih berkomunikasi dan mengelola perasaan seperti canggung dan gugup. Kemampuan ini akan menjadi bekal yng bermanfaat saat mereka menghadapi tantangan di lingkungan sekolah, pertemanan, dan keluarga.

Merakit Kekuatan

Melalui roleplay dari kedua dunia tersebut  remaja perempuan aktif membangun kekuatan mental mereka. Mereka belajar menghadapi karakter orang lain secara lebih luas, mereka mencoba memecahkan masalah, dan meningkatkan kepercayaan diri. Ketika mereka berhasil memerankan dengan baik atau mencapai tujuan dari komunikasi yang terbangun, ini memberikan dampak positif bagi kekuatan mental mereka. Banyak pula studi psikologi, menunjukkan bahwa berpartisipasi pada alur atau skenario bermain peran dapat meningkatkan keyakinan diri.

Dengan mereka memainkan peran karakter lain, mereka akan mampu beradaptasi dengan peran yang berbeda. Hal itu dapat melatih kestabilan mental yang akan di butuhkan untuk menghadapi perubahan dan ketidakpastian di masa remaja. Pada hakikatnya, roleplay baik di dunia maya maupun kehidupan sehari-hari, bukanlah sekedar permainan bagi remaja perempuan. Roleplay dapat digunakan untuk eksplorasi diri, pengembangan keterampilan berkomunikasi, dan penguatan mental remaja.

Akan tetapi, sangat penting pula bagi remaja berhati-hati dan tetap memperhatikan dampak buruk dalam bermain roleplay. Meskipun banyak penelitian yang mengungkapkan banyak sekali manfaat dari roleplay. Dalam komunitas online yang kita tak mengenal orangnya dengan baik atau mengenal lewat identitas palsu, banyak potensi kasus penipuan dan bullying. Dengan demikian, kita harus bijak menghadapinya, kita tidak boleh terlalu terbuka dengan identitas asli di media sosial. Atau memberikan informasi pribadi kita kepada orang yang baru kita kenal di sana.

Baca Lainya  Rekonstruksi Pola Pikir Masyarakat tentang Pendidikan Perempuan

Terlalu banyak waktu untuk dihabiskan dalam bermain roleplay online bisa menyebabkan kecanduan, mengabaikan tugas-tugas dan kewajiban di dunia nyata. Bahkan dapat membuat seseorang kesulitan menerima pribadinya sendiri di kehidupan sehari-hari karena mereka terlalu dalam dan nyaman dengan peran mereka yang jauh berbeda menjadi orang lain di dunia maya. Akibatnya seseorang bisa menjadi sosok yang pemberani dan bahkan sangat asik dalam berkomunikasi di dunia maya, akan tetapi mereka menjadi pribadi yang pemalu dan pendiam di kehidupan sehari-hari.

Untuk itu, sangat penting bagi remaja perempuan menyeimbangkan antara dunia maya dan kehidupan sehari-hari agar roleplay dapat menjadi sarana berkembang. Sekaligus mendapatkan pengalaman yang baik serta terhindar dari dampak dampak buruk dari roleplay.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *