Tren Velocity di TikTok

Sumber Gambar: klasika.kompas.id
Sumber Gambar: klasika.kompas.id

Mutakhir, tengah ramai di media sosial menyoal salah satu tren di TikTok. Sebagai platform media sosial berbasis video pendek yang populer, TikTok selalu memberikan tren-tren menarik membuat pengguna tertarik mengikutinya. Tren tersebut bernama velocity. Para pengguna TikTok mungkin sudah tak asing dengan tren itu, atau bahkan sudah sekian kali membuatnya.

Dari berbagai sumber yang saya baca, tren velocity merupakan istilah yang merujuk pada teknik pengeditan video. Maksudnya memperpat dan memperlambat tayangan pada klip pada bagian tertentu agar sesuai dengan irama musik yang tergunakan.

Di TikTok, velocity terkenal dengan gerakan dance yang mudah orang mengikutinya. Salah satu contoh gerakannya yakni tangan dengan menonjolkan beberapa jari kemudiam memberi efek slow motion agar terlihat dramatis. Banyak sekali yang ingin mengikuti tren ini, khususnya perempuan.

Apalagi ketika ada kesempatan berkumpul, seperti di bulan Ramadan ini, bersama teman, saudara, atau keluarga. Kesempatan itulah yang termanfaatkan para perempuan untuk mengikuti tren velocity. Saya pun melihat sendiri kala tengah buka bersama dengan beberapa teman. Ada sekelompok orang yang setelah berbuka puasa, mereka mencari contoh tren velocity di Tiktok, lantas mereka menirukannya. Padahal, waktu Maghib sudah hampir habis. Namun, mereka lebih memilih larut alih-alih menunaikan kewajiban. Bahkan teman-teman saya juga sudah mengikuti tren tersebut. 

Tren ini terikuti tidak hanya perempuan remaja, bahkan anak SD pun juga takmkalah ketinggalannyai. Saya sempat menemui fenomena tersebut ketika sedang salat di masjid. Di sana ada anak perempuan yang usianya sekitar 14 tahun, sedang membuat tren velocity juga. Padahal posisinya sedang di masjid, bukan semata ikut salat Tarawih tapi malah khusyuk bergerak di depan kamera ponsel.

Baca Lainya  Perempuan dan Algoritma TikTok

Pengaruh Media Sosial

Melihat fenomena tersebut kita jadi tahu bahwa TikTok sangat berpengaruh dalam kehidupan perempuan, terutama kalangan remaja. Banyak perempuan yang rela meluangkan waktu hanya untuk mengikuti tren yang sedang viral. Padahal, momen seperti berbuka puasa dan salat Tarawih seharusnya lebih baik termanfaatkan untuk beribadah dan berkumpul dengan keluarga ataupun teman.

Tren ini juga bisa menjadi pengingat bagi perempuan agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak melalaikan kewajiban. Oleh karena itu, kita perlu menyeimbangkan hiburan dengan tanggung jawab, terutama di bulan suci Ramadan.

Beberapa perempuan di luar sana mungkin tidak menyadari bahwa mengikuti tren secara berlebihan bisa membuat mereka lupa dengan prioritas yang lebih penting. Banyak yang terpengaruh oleh tren ini tanpa mempertimbangkan tempat dan waktu yang tepat. Oleh sebab itu, kita sebagai perempuan perlu memiliki kesadaran untuk menggunakan media sosial secara bijak agar tidak terjebak dalam tren yang kurang bermanfaat. Dengan begitu, kita bisa tetap menikmati hiburan tanpa mengabaikan tanggung jawab mereka, terutama di bulan Ramadan.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *