Perempuan di Panggung Politik

Suara Perempuan di Gelanggang Politik

Jika kita menyusuri lorong waktu politik Indonesia, suara perempuan kerap terdengar sayup-sayup. Ada kontribusi tapi seringkali tenggelam dalam narasi besar yang terdominasi laki-laki. Padahal, sejak era kerajaan hingga masa pergerakan, perempuan tidak benar-benar absen. Mereka bergerak di belakang layar, memimpin perlawanan, bahkan memerintah kerajaan. Namun, mengapa sampai hari ini, gelanggang politik masih begitu terasa sempit…

Baca Lengkapnya
Perempuan di Panggung Politik

Potensi Perempuan di Panggung Politik

Sumber Gambar: kompasiana.com Mengapa keterwakilan perempuan dalam politik sangat rendah, padahal sudah tersediakan kuota sebanyak 30%? Tentu hal ini perlu menjadi perhatian. Kontribusi perempuan dalam politik sangat penting terutama dalam menyuarakan hak-hak perempuan di Indonesia. Perempuan sering teranggap memiliki kepekaan emosional yang tinggi, sehingga bisa menciptakan kebijakan-kebijakan yang lebih humanistik. Meskipun kebijakan tentang kesetaraan gender…

Baca Lengkapnya

Kesetaraan Gender dalam Bidang Politik

Kesetaraan gender merupakan isu penting yang mendasari perkembangan masyarakat, khususnya di era modern, baik dalam membangun kultur sosial, politik, maupun ekonomi. Dalam konteks politik, umumnya kesetaraan gender berkutat pada arti hak serta kesempatan yang sama bagi semua individu, laki-laki maupun perempuan. Indonesia berhasil menempati posisi ke-7 di Asia Tenggara sebagai negara yang memiliki keterwakilan perempuan…

Baca Lengkapnya
Ratu Shima

Menelusuri Jejak Kepemimpinan Ratu Shima

Menelusuri jejak kepemimpinan perempuan di Jepara tidak melulu soal R.A Kartini dan Ratu Kalinyamat. Tetapi jauh sebelum keduanya memimpin, telah hadir lebih dulu pemimpin perempuan tangguh yang ikut serta menjadi pejuang perempuan khususnya di Jepara, yakni Ratu Shima. Ratu Shima memimpin pada tahun 674-695 Masehi yang kala itu hampir seluruh dunia mengenalnya. Ia memerintah kerajaan…

Baca Lengkapnya

Catherine of Aragon: Duta Besar Perempuan Pertama Eropa

Catherine of Aragon adalah istri pertama Raja Henry VIII (Raja Inggris) pada tahun 1509 sampai 1533. Sebelum menjadi ratu Inggris, ia mendapat julukan Putri Wales sebagai istri dari pangeran Arthur. Caterine adalah duta besar perempuan pertama dalam sejarah Eropa. Ia menjabat sebagai duta besar untuk istana Spanyol di Inggris. Dengan demikian, kemampuan diplomatis dan jejaringnya…

Baca Lengkapnya
Sumber Gambar: Magdalene.co

Kawin Paksa: Dampak terhadap Otonomi dan Kesetaraan Perempuan

Data putusan Mahkamah Agung (MA) selama 2018-2022 menunjukkan terdapat 213 kasus pernikahan bermasalah akibat kawin paksa. Dari jumlah ini, 119 perkara diputus dengan perceraian oleh pengadilan agama (PA). Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat terjadi kenaikan 300 persen atas kawin paksa seiring meningkatnya pernikahan anak. Bahkan pada tahun 2021 sejumlah 22 juta…

Baca Lengkapnya

Srikandi Putri Proklamator (1); Rachmawati Soekarnoputri: Pendidik Kritis Sang Singa Podium

Lembar sejarah Indonesia dulu dan kini masih menjadi sebuah perbincangan dalam diskusi, ruangan kelas, dan obrolan. Lakon sejarah bangsa Indonesia kerap terdominasi oleh tokoh-tokoh laki-laki. Namun, Soekarno—selanjutnya Bung Karno—sebagai Proklamator bangsa ini menyisakan kisah mengenai penerus lewat ketiga putrinya. Adalah Megawati, Rachmawati, dan Sukmawati merupakan ketiga anak perempuan Bung Karno atas pernikahannya dengan Fatmawati. Ketiga…

Baca Lengkapnya

Maria Ulfah Santoso: Menteri Perempuan Pertama

Satu lagi tokoh pahlawan perempuan Indonesia yang terlupakan, dia adalah Maria Ulfah Santoso. Maria adalah perempuan pertama Indonesia yang mendapatkan gelar sarjana hukum. Ia juga memiliki pengaruh penting pada saat terjadinya perjanjian Linggarjati. Selain itu, ada banyak kontribusi positif yang di antaranya Maria Ulfah menjadi Menteri Perempuan pertama Indonesia sekaligus perempuan Indonesia pertama yang menjadi…

Baca Lengkapnya
Gubernur Jawa Timur KHofifah Indar Parawansa

Kiprah Aktivisme dan Politik Khofifah Indar Parawansa

Jumlah perempuan di Indonesia terus meningkat, bahkan kuantitasnya sedikit lebih unggul dari laki-laki. Namun kuantitas jumlah tak berbanding lurus dengan kuantitas pemimpin perempuan. Tentu masih ada ganjalan budaya yang kita temui di masyarakat sehingga perempuan harus menempati posisi kedua setelah laki-laki. Dampak dari itu, kesempatan perempuan untuk menjadi pemimpin terhalangi budaya. Di sisi lain, pembagian…

Baca Lengkapnya