Sumpah Pemuda 2.0: Menyatukan Semangat Kesetaraan Gender

Perempuan Sumpah Pemuda Sumber Gambar: historia.id

Sepanjang sejarah umat manusia, perempuan seringkali mendapat tempat pada posisi subordinat daripada laki-laki. Budaya patriarki yang kuat, khususnya di bidang politik, memandang laki-laki sebagai pusat kekuasaan dan menempatkan perempuan di ranah domestik. Faktanya, dari sudut pandang antropologis dan filosofis, perempuan memiliki dua pengalaman biologis dan sosial penting yang memberi kedalaman pada pemikiran, perasaan, dan tindakan mereka di depan umum.

Sejarah awal peradaban menunjukkan bahwa perempuan memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup manusia. Saat laki-laki berburu, perempuan mengumpulkan makanan, mencari tanaman obat, dan memastikan keseimbangan ekologi. Menurut antropolog Margaret Mead, pengumpulan memerlukan ketelitian, strategi, dan komitmen jangka Panjang kualitas yang mencerminkan kepemimpinan sejati.

Dalam bukunya The Second Sex (1949) Simone de Beauvoir menyatakan bahwa perempuan tidak terlahir sebagai perempuan, melainkan “menjadi” perempuan melalui konstruksi sosial dan budaya. Artinya, perbedaan peran laki-laki dan perempuan bukan hanya bersifat biologis, tapi merupakan akibat dari patriarki yang telah lama ada.

R.A. Kartini yang berkomitmen terhadap pembebasan perempuan Indonesia telah lama menentang pandangan tersebut. Dalam karya berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang (1911), Kartini menegaskan bahwa perempuan memiliki kreativitas dan selera yang sama dengan laki-laki, bahkan lebih canggih dari laki-laki. Dia memperjuangkan pendidikan sebagai kesempatan bagi perempuan untuk berperan aktif dalam kehidupan sosial dan politik negara.

Keadilan Hakiki

Dalam situasi saat ini, pemikiran feminis Islam Indonesia sekaligus dosen, Nur Rofia, Ph.D., MA., sangat relevan. Beliau menegaskan perjuangan perempuan tidak berakhir pada kesetaraan formal, tapi pada pencarian keadilan sejati. Yakni kondisi di mana perempuan terakui sebagai manusia seutuhnya dan bukan sebagai pelengkap laki-laki.

Menurut Nur Rofi’ah, keadilan sejati bukan berarti memperlakukan laki-laki dan perempuan secara setara, tetapi mengelompokkan laki-laki dan perempuan secara setara dan proporsional sesuai dengan kemanusiaannya. Ia juga menegaskan, tafsir agama yang fokus pada patriarki kerap menjadi penyebab ketidaksetaraan gender. Oleh karena itu, dia mengusulkan pendekatan interpretasi baru yang bernama “tafsir sejati'”. Yakni membebaskan perempuan dari belenggu pandangan diskriminatif melalui “tafsir gender” dan mengembalikan semangat Islam tentang keadilan sejati dan rasa hormat terhadap manusia.

Baca Lainya  Kesetaraan Gender dan Perjuangan Pahlawan Perempuan Indonesia

Makna Cipta, Rasa, dan Karsa

Perempuan memiliki dua pengalaman penting yang menjadikan mereka memiliki keunggulan unik. Pengalaman biologis seperti menstruasi, kehamilan, dan persalinan meningkatkan kesadaran akan kehidupan dan kelangsungannya. Di sisi lain, pengalaman sosial membuat perempuan lebih sensitif, berempati, dan mampu mengelola hubungan dengan bijak. Di sinilah muncul kekuatan emosi (kepekaan), khalsa (pikiran yang kuat), dan kreativitas (kemampuan berpikir kreatif).

Kombinasi ini memberi perempuan potensi kepemimpinan yang kolaboratif, inklusif, dan manusiawi, yang sangat dibutuhkan dalam politik kontemporer. Peringatan Sumpah Pemuda merupakan dorongan untuk meneguhkan kembali semangat persatuan, kesetaraan dan kemanusiaan. Jika pada tahun 1928 generasi muda bersatu memproklamirkan “satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa”, maka generasi sekarang harus menambahkan semangat baru: komitmen terhadap keadilan dan kesetaraan gender.

Perempuan harus berpartisipasi penuh dalam ruang politik dan sosial karena tanpa partisipasi mereka, cita-cita keadilan dalam negara tidak akan pernah tercapai. Dalam renungan Sumpah Pemuda, kita ingat bahwa perempuan bukan sekadar pelengkap perjuangan negara, namun juga tokoh protagonis yang menyatukan emosi, komitmen, dan kreativitas menuju Indonesia yang lebih adil dan manusiawi.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *