Siti Khadijah: Cerminan Perempuan Karier di Masa Rasulullah

Sumber Gambar: istockphoto.com

Siti Khadijah masyhur kita kenal sebagai seorang muslimah, sosok agung istri pertama Rasulullah saw. Terkenal karena kemuliaan akhlak, kecerdasan berdagang, dan keteguhan imannya. Di masa ketika perempuan sering teranggap lemah dan terbatas ruang geraknya, Khadijah hadir sebagai sosok yang mematahkan pandangan itu.

Beliau bukan hanya istri yang setia, tetapi juga pengusaha sukses yang banyak kalangan menghormatinya. Melalui kisah hidupnya, kita bisa melihat bahwa Islam sejatinya tidak pernah membatasi perempuan untuk berkarier dan berkontribusi di masyarakat. Justru, Khadijah menjadi bukti nyata bahwa perempuan dapat berdaya tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman.

Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah sudah terkenal luas di Makkah sebagai pedagang yang sukses dan jujur. Beliau memimpin usaha besar dengan banyak pegawai dan mitra dagang di berbagai wilayah. Rasulullah saw. sendiri pertama kali bekerja pada Khadijah sebagai karyawan dalam kegiatan perdagangan.

Dari situ terlihat bahwa Khadijah memiliki kemampuan manajerial dan kepercayaan diri yang tinggi, bahkan di tengah masyarakat yang sangat patriarkis. Keberhasilannya bukan hanya karena kecerdikan bisnis, tapi juga karena kejujuran dan keadilannya dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa Islam tidak melarang perempuan bekerja, selama tetap menjaga akhlak dan kehormatan diri.

Teladan Profesionalisme

Khadijah tidak hanya berperan sebagai seorang pebisnis, tetapi juga sebagai pendamping hidup yang luar biasa. Saat Rasulullah menerima wahyu pertama, Khadijah menjadi orang pertama yang menenangkan dan meyakinkan beliau. Beliau memberikan dukungan penuh, baik secara emosional maupun finansial, dalam perjuangan dakwah Islam.

Perannya menunjukkan bahwa perempuan yang berkarier tidak kehilangan kelembutan dan kasih sayangnya, melainkan justru dapat menjadi sumber kekuatan bagi orang lain. Dari sini kita belajar bahwa kesuksesan sejati bukan sekadar materi, tetapi juga kemampuan memberi manfaat dan dukungan untuk sesama.

Baca Lainya  Liena Ozora: Gigih Mengemudi, Mengais Rezeki

Khadijah R.A menjadi bukti kuat bahwa Islam tidak pernah mengekang perempuan untuk berkarier. Ia mematahkan pandangan patriarkis yang menganggap perempuan hanya layak berada di rumah. Dalam Islam, perempuan boleh bekerja selama menjaga adab, aurat, dan tanggung jawabnya.

Rasulullah sendiri tidak melarang, bahkan menghormati peran Khadijah sebagai wanita berpengaruh. Melalui kisah beliau, kita dapat melihat bahwa menjadi perempuan berkarier bukanlah bentuk pelanggaran terhadap kodrat, melainkan bagian dari aktualisasi diri dan ibadah kepada Allah.

Khadijah adalah cerminan sempurna dari keseimbangan antara iman, intelektualitas, dan kemandirian. Ia mengajarkan bahwa menjadi perempuan berdaya tidak berarti melawan agama, tetapi justru menjalankan ajaran Islam dengan cara yang cerdas dan bermartabat.

Di masa kini, ketika isu patriarki dan peran perempuan masih sering diperdebatkan, teladan Khadijah menjadi pengingat bahwa perempuan pun mampu menjadi pemimpin, pengusaha, dan pendukung dakwah. Keberanian dan kebijaksanaannya membuktikan bahwa Islam sejati tidak mengekang perempuan—Islam justru memuliakannya.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *