Fenomena pendidikan belakangan sering menjadi perdebatan hangat di berbagai media sosial. Lantaran beberapa kasus yang mengaitkan antara siswa, guru, dan orang tua. Seperti kasus seorang pendidik (guru) yang dipenjarakan orang tua siswa, hingga terkenakan denda ratusan juta. Alasan itu tersebabkan karena ulah siswanya memicu perhatian publik dan memperburuk ketegangan di antara pihak pihak terkait sehingga guru itu menghukumnya.
Lagi-lagi isu pendidikan terlihat menarik untuk terdebatkan terlebih di tengah gempuran media sosial yang tak terkendali. Kita semua tidak dapat memungkiri bahwa peran seorang guru sangatlah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kerja-kerja peradaban tersebut tidaklah mudah untuk terlaksana satu atau dua tahun semata. Melainkan puluhan tahun bahkan seumur hidup sang guru. Lama bukan?
Tujuan Pendidikan
Dalam buku Filsafat Pendidikan (2017) karya Muhammad Anwar menjelaskan bahwa tujuan akhir pendidikan ialah menumbuhkan dan mengembangkan semua potensi yang peserta didik miliki. Maka dalam buku Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan (2013), Dr. Matin menegaskan mulai dari pemerintah, Kementerian Keuangan, guru, orang tua, pegawai, peneliti, bahkan siswa mesti menjadi rantai saling berkaitan dalam proses meningkatkan kualitas pendidikan.
Begitu halnya dengan tulisan Fathul Jannah dalam jurnal Dinamika Ilmu yang memaknai kehadiran pendidikan Islam sebagai kegiatan yang terlaksana dengan terencana dan sistematis untuk mengembangkan potensi anak didik berdasarkan kaidah-kaidah agama Islam. Oleh karena itu, tidak jarang para orang tua mengajarkan ilmu agama kepada anaknya sedini mungkin. Hal itu berdampak pada kepercayaan anak di dalam lingkungan keluarga.
Meski demikian, peran seorang pendidik sangat berat ketika ia dituntut aktif dan inspiratif dalam meningkatkan soft skill yang peserta didik miliki. Sehingga, guru memiliki tanggung jawab penuh dalam mendampingi proses peserta didik selama pembelajaran berlangsung.
Namun, kerap kali guru menjadi objek kesalahan para orang tua ketika mereka merasa tidak terima telah membuat anaknya menangis. Atau terpermalukan karena tidak mengerjakan tugas hingga berbagai tingkah lainnya yang tidak lazim terlakukan. Padahal guru memiliki otoritas penuh dalam mendampingi siswa selama proses perkembangan peserta didik. Mengapa demikian?
Problematika Pendidikan
Jika mencermati secara saksama begitu banyak masalah pendidikan tersebabkan karena kurangnya adab dan etika. Pertama, kurangnya pendidikan adab dan etika dan penerapannya di sekolah maupun lingkungan keluarga. Sehingga, berdampak pada karakter peserta didik yang kurang memiliki rasa hormat terhadap guru.
Kedua, kurangnya kontrol orang tua terhadap anak dalam menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berdampak pada hubungan interaksi guru dan siswa dan juga menganggu konsentrasi belajar. Sehingga ketika anak mendapatkan saran dan kritikan dari sang guru, orang tua merasa tidak terima akan tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut.
Ketiga, tekanan mental yang dialami pendidik terhadap beban pekerjaan yang berlebih menjadi suatu hal yang dapat mempengaruhi kinerja para guru. Terlebih jika mereka tidak mendapatkan apresiasi di lingkungan sekitar. Menyedihkan. Dan, keempat, tidak jarang kita menemukan seorang pendidik dengan kemampuan terbatas (kurang kreatif) tidak bisa memanfaatkan sistem pembelajaran secara maksimal. Hal ini berpengaruh terhadap pola pikir dan perkembangan peserta didik dalam menerima ilmu pengetahuan. Tentunya, sosok guru yang inspiratif sangat dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan peserta didik kearah yang lebih baik.
Poros Persoalan
Uraian problematika di atas terus mengingatkan kita tentang sistem pendidikan dan kualitas pendidikan yang tidak baik-baik saja. Faktanya, pendidikan kita memerlukan perbaikan dari berbagai sisi. Baik dari sistem kurikulum yang perlu dikaji lebih mendalam tentang apa tujuan pendidikan? Untuk apa pendidikan ada? Bagaimana pengaruh pendidikan? Dan, mengapa kita harus jadi kaum yang terdidik? Sebagai pembaca yang budiman kita semua perlu berpikir dan mengevaluasi diri apakah pendidikan yang kita terima ini sudah mengarahkan dan membawa kita kearah yang lebih baik?
Nampaknya, tulisan kita hampir habis. Tentu dengan segala keterbatasan yang jauh dari kata sempurna kita mencoba merefleksikan momentum Hari Lahir Guru Republik Indonesia 2024 yang mana sosok guru memiliki peran penting dalam membangun peradaban. Maka sudah sepantasnya kita menghargai setiap proses dan kerja keras para guru kita. Tanpa mereka, kitapun belum tentu bisa berpikir sempurna seperti sekarang ini.