Sumber Gambar: ppkg.lppm.uns.ac.id
Sering kali kita mendengar pembicaraan tentang peran perempuan dan laki-laki di masyarakat, baik di lingkungan pekerjaan, keluarga, maupun sosial. Namun, apakah kita bisa membandingkan peran keduanya? Tentu tidak. Karena keduanya miliki peran masing-masing, yang terpengaruhi oleh faktor, seperti budaya, sejarah, kondisi ekonomi maupun sosial.
Sejak dulu, peran lelaki dan perempuan dalam masyarakat sudah mendapat pengaruh aturan-aturan sosial yang berbeda. Dalam budaya, lelaki memiliki kewajiban dalam mencari nafkah, sedangkan perempuan biasanya berhubungan dengan tugas-tugas rumah; merawat anak dan mengurus rumah. Namun, seiring berjalannya waktu peran tersebut mulai berubah. Sekarang banyak perempuan yang ingin berkarier dan berperan aktif dalan dunia perkerjaan. Sementara banyak juga lelaki yang terlibat dalam mengurus rumah, mengurus anak, dan membantu pekerjaan rumah lainnya.
Meskipun perubahan ini sudah terjadi dalam beberapa dekade mutakhir, masih banyak orang yang menganggap bahwa peran keduanya itu harus seimbang atau harus terbandingkan satu sama lain. Padahal penpgaruh akan eran yang mereka jalani amatlah banyak; budaya dan kondisi sosial masyarakat. salah duanya.
Sebagai contoh, seorang ibu penuh cinta merawat anak-anaknya dan mengurus rumah tangga dengan kasih sayang agar menciptakan keharmonisan keluarga. Peran ini tak mudah terlakukan tapi kerap tidak terhargai baik secara sosial hingga finansial. Budaya kita malah cenderung hanya melihat pekerjaan lelaki di luar sana yang lebih terlihat dan mapan. Padahal keduanya memiliki kontribusi penting dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting menghargai keberagaman dan peran masing-masing gender dalam masyarakat, tanpa harus mengukur atau membandingkannya.
Keunikan Peran
Selain faktor sosial, ada juga faktor biologis yang mempengaruhi peran perempuan dan laki-laki. Meskipun keduanya memiliki potensi kemampuan yang sama dalam pendidikan dan berkarier, terdapat beberapa perbedaan dalam faktor fisik dan psikologis. Contohnya, perempuan memiliki kemampuan alami (kodrat) untuk bisa mengandung dan melahirkan yang memberikan peran khusus dalam melanjutkan keturunan manusia.
Sementara itu, lelaki banyak terlibat dalam pekerjaan yag memerlukan kekuatan fisik atau daya tahan tubuh dalam kondisi tertentu. Namun, perbedaan ini tidak berarti peran lelaki lebih penting atau lebih unggul dari perempuan. Sebaliknya, perbedaan ini justru menunjukan bahwa peran keduanya memiliki nilai dan keistimewaan masing-masing, saling melengkapi dalam struktur masyarakat.
Belum lagi menyoal peran perempuan dalam pendidikan dan keluarga sangatlah penting dan tidak bisa teranggap remeh. Ia acap kali menjadi sosok yang mempengaruhi pembentukan karakter anak-anak mereka, memberikan nilai-nilai yang melekat seumur hidupnya. Di rumah, selain menjadi ibu, perempuan juga menjadi pengajar pertama bagi anak-anaknya, seperti mengajarkan kasih sayang, empati,dan nilai-nilai baik lainnya.
Sementara lelaki, juga tak kalah penting dalam mendukung keluarga seperti memberikan contoh lewat pekerjaan atau kehidupan sosial yang produktif. Meskipun begitu, peran perempuan dalam mendidik anak dan merawat keluarga sering kali lebih mendapatkan perhatian emosional. Namun, peran ini sangat penting dan saling melengkapi peran keduanya di masyarakat.
Memahami Kesetaraan
Penting untuk terpahami bahwa kesetaraan antara perempuan dan lelaki bukan berarti mereka harus membandingkan satu sama lain berdasarkan perannya. Kesetaraan berarti memberikan kesempatan bagi keduanya untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan mereka masing-masing, bukan untuk memaksa ataupun membandingkan satu sama lain. Lelaki dan perempuan memiliki hak yang sama untuk mengejar karier, meraih pendidikan tinggi, dan memberikan berkontribusi dalam masyarakat tanpa memandang gender. Membandingkan peran keduanya justru bisa memunculkan ketidakadilan, kerugian, dan membatasi potensi mereka masing-masing.
Untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil, kita perlu menghargai peran keduanya, baik perempuan maupun lelaki, tanpa menilai seberapa besar mereka berkontribusi. Setiap orang memiliki kekuatan dan kualitas yang sama-sama penting dalam membangun keluarga, komunitas,dan negara. Dengan menghargai perbedaan ini, kita dapat menciptakan suasana yang lebih adil yakni setiap orang bisa tumbuh dan memberikan berkontribusi yang lebih baik tanpa memandang gender.
Kesimpulannya, peran keduanya dalam masyarakat tidak bisa terbadingkan karena masing-masing memiliki kekuatan, keunikan, dan tantangan yang berbeda. Setiap individu, tanpa melihat gender, memiliki kontribusi yang penting dan sangat berharga dalam menciptakan keseimbangan dan kemajuan dalam masyarakat. Kesetaraan bukan berarti menyamakan peran, melainkan memberi kesempatan yang setara bagi setiap orang untuk berkembang di berbagi bidang. Dengan saling menghargai, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif bagi semua.[]