Kartini: Pejuang Kesetaraan dan Pendidikan Kaum Perempuan

Zaman dahulu, perempuan terpandang sangat hina di mata masyarakat, seperti halnya dalam Revolusi Prancis. Perempuan pada masa itu haknya terampas kaum laki-laki. Sampai pada akhirnya kaum perempuan menunjukan eksistensinya dengan melakukan perlawanan untuk mendapatkan hak dan martabat sebagai seorang perempuan. Bahwa kaum perempuan juga berhak hidup selayaknya kaum laki-laki. Dari sinilah emansipasi harus benar-benar terperjuangkan untuk kesetaraan gender.

Di indonesia, pada masa kolonialisme, kita perlu melihat perjuangan Raden Adjeng Kartini atau sering di sebut R. A. Kartini. Seorang perempuan Jawa yang mampu melakukan pemberontakan untuk merubah cara pandang masyarakat bahwa perempuan tidak semata-mata pelayan kaum laki-laki. Tapi perempuan juga berhak mendapatkan pendidikan yang tinggi.

Ketika ia dewasa, pola pikirnya semakin matang, banyak buku yang sudah di bacanya, mulai dari bahasa Belanda, prancis, dan Jerman. Sehingga mampu menambah khazanah pengetahuannya dari daratan eropa. Tidak hanya pendidikan, Kartini juga memperhatikan sosial budaya masyarakat sekitar, dengan pelbagai macam persoalan yang ada di dalamnya. Kartini kemudian menganalisa, mengkritik, dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang terjadi. Semuanya ia lakukan dengan penuh kesabaran dan rasa keadilan.

Dalam hal pendidikan, Kartini benar-benar memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang sama seperti halnya kaum laki-laki mendapatkan pendidikan. Keinginan kartini untuk memberikan pendidikan bagi kaum perempuan tidak bertujuan untuk menjadikan perempuan saingan bagi seorang laki-laki, tapi ada hal yang jauh lebih penting dan mendesak urgensi pendidikan bagi kaum perempuan, yaitu saat menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama.

Kartini kemudian menceritakan melalui surat kepada istri van Kol pada bulan Agustus 1901 tentang kegigihannya dalam memberikan pendidikan bagi seorang perempuan. Yang termuat dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang (1972). Ia mengatakan bahwa dengan pendidikan yang bebas sekali-kali maksud kami akan menjadikan orang jawa itu orang Belanda. Melainkan cita-cita kami ialah memberikan kepada mereka jua, sifat-sifat yang bagus yang ada pada bangsa-bangsa lain, akan jadi penambah sifat-sifat yang sudah ada padanya, bukanlah akan menghilangkan sifat – sifat sendiri itu, melainkan akan memperbaikinya dan memperbagusnya!

Baca Lainya  Srikandi Putri Proklamator (2); Sukmawati Soekarnoputri: Jejak Politikus Berdarah Seniman

Jejak Langkah

Jika kita perhatikan, jejak langkah perjuangan kartini tidak lain dan bukan hanya untuk perempuan Indonesia supaya mendapatkan pendidikan yang layak dengan kebebasan berpikir untuk mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Dan atas kerja kerasnya dalam merubah mindset masyarakat berkaitan dengan kesetaraan bagi seorang perempuan dan laki-laki untuk mendapatkan pendidikan dan kehormatan yang setara,  kartini telah berhasil memerdekakan perempuan Indonesia untuk bisa mendapatkan pengetahuan yang selevel dengan kaum laki-laki. Inilah inti dari perjuangan Kartini, bahwa perempuan harus memiliki pandangan ke depan dan harus mempunyai pendidikan yang tinggi.

Hari ini kita sudah merasakan hasil daripada perjuangan R.A. Kartini, yang memberikan kebebasan kepada perempuan Indonesia untuk mendapatkan pendidikan setinggi – tinginya. Dan yang perlu di ingat adalah generasi yang akan mengharumkan nama bangsa yang akan membawa perubahan dan kemajuan bagi negeri ini adalah generasi yang dilahirkan dari peremuan yang memiliki pendidikan yang tinggi. Seperti dalam pepatah arab mengatakan : “ Ibu adalah sekolah pertama bagi seorang anak, jika kamu mempersiapkanya dengan baik maka seolah kamu telah mempersiapkan kebaikan sebuah umat”. Begitu.

8 thoughts on “Kartini: Pejuang Kesetaraan dan Pendidikan Kaum Perempuan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *