Salah satu keuntungan terbesar bagi mahasiswa adalah tidak adanya seragam di kampus, dan itu merupakan kebebasan dalam mengekspresikan diri. Mahasiswa dapat memperlihatkan kepribadian mereka melalui pilihan pakaian (fesyen), yang dapat mencerminkan gaya pribadi dan kreativitas. Kebebasan ini juga memungkinkan mahasiswa merasa lebih nyaman dan percaya diri. Karenanya mereka dapat memilih pakaian yang sesuai dengan suasana hati dan kepribadian mereka.
Fesyen merupakan bentuk ekspresi diri yang memainkan peran penting dalam kehidupan kita. Penampilan mencakup dari pakaian, aksesoris, dan gaya pribadi, yang mencerminkan kepribadian dan pengaruh budaya seseorang. Penampilan akan terus berkembang salah satunya dengan melalui media sosial. Sebagai mahasiswa jelas lebih sering menggunakan media sosial daripada orang biasa, maka mahasiswa lebih cepat mengetahui perkembangan apapun yang baru trending, apalagi mengenai penampilan.
Penampilan yang para mahasiswa gunakan dapat menciptakan kesan yang sangat kuat di dalam diri seorang mahasiswa. Fesyen yang rapi dan mengikuti sesuai dengan tren sering tersosiasikan dengan kesuksesan dan kecerdasan. Budaya tersebut berdampak pada bagaimana orang lain memandang dan berinteraksi dengan kita terutama pada dunia perkuliahan.
Bagi beberapa mahasiswa, beralih dari seragam sekolah ke pakaian bebas kampus bisa menjadi tantangan. Penting untuk mengelola perubahan ini dengan bijaksana, memahami bahwa kebebasan berpakaian bukan hanya tentang fashion, tetapi juga tentang bagaimana individu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan budaya yang lebih luas.
Bentuk Ekpresif
Secara keseluruhan, kebebasan berpakaian di kampus merupakan aspek yang menarik dan membebaskan dari kehidupan akademis. Ini memberikan kesempatan untuk ekspresi diri yang lebih besar, kenyamanan, dan kreativitas. Namun, mahasiswa juga harus ingat untuk mengembangkan keterampilan berpakaian yang sesuai dengan konteks profesional di masa depan.
Teknologi khususnya media sosial yang menampilkan berbagai macam informasi yang membantu perkembangan tren fesyen semakin memeperkuat faktor bahwa seorangmahasiswa mengedepankan penampilan untuk berkegiatan di kampus. Kemudian dalam lingkup pertemanan seseorang mendapay sebutan trend cenderung mudah bergaul dengan seseorang dan percaya diri jika daripada orang yang tidak trend.
Akan tetapi orang yang tidak tren tidak selalu terkucilkan oleh orang lain, mereka cenderung juga menerimanya. Dalam jurnal berjudul “Pemaknaan Terhadap Fashion Style Remaja Di Bandung” menerangkan tentang media memiliki peranan penting yang memiliki kaitan erat dengan fesyen (Baruna Tyaswara, 2019). Contohnya tentang beberapa hal yang penting dari fesyen adalah jurnalisme mode.
Kritik komentar pesan pada sebuah pedoman bisa kita temukan dalam koran, majalah, dalam televisi, ataupun web tentang fesyen, dan medsos. Dalam penyebaran informasi tentang tren fesyen saat ini medsos memiliki peranan sebagai penyampai informasi kepada mahasiswa. Medsos seperti Tik-Tok, Instagram, Twitter, Youtube, dan sebagainya memiliki pengaruh. Dan, pemengaruh pada mahasiswa melalui konten yang terunggah berupa foto maupun video yang ada di platform medsos tersebut.
Saat ini medsos tidak terlepas dari mahasiswa yang setiap hari menggunakannya untuk mencari informasi terkini yang up to date. Menggunakan media masyarakat di seluruh dunia dapat mengetahui tentang fesyen, yang membuatnya sangat cepat dan mudah.
Sebuah Identitas
Lifestyle dari setiap mahasiswa juga memiliki pengaruh terhadap fesyen yang mereka kenakan. Gaya festen yang berbeda juga akan terlihat perbedaan mahasiswa tersebut dengan lainnya. Di mana kemungkinan penggunaan fesyen item, pakaian yang tergunakan, style, memiliki ciri khas masing-masing.
Lifestyle dari mahasiswa berasal dari kalangan menengah ke bawah dan ke atas ataupun dengan background mahasiswa yang sudah bekerja. Pakaian menjadi sebuah kebutuhan primer, pun fesyen juga demikian bagi beberapa mahasiswa karena alasan tuntutan pekerjaan.
Perilaku mahasiswa yang menerapkan tren fesyen bisa menjadi sebuah budaya secara tak langsung dalam lingkup perkuliahan di kampus. Kemudian bisa menjadi sebuah gaya hidup di mana mahasiswa menerapkan fesyen sebagai sebuah identitas pribadinya untuk personal branding.
Penggunaan fesyen item atau aksesoris pada mahasiswa seperti tas, sepatu, kalung, jam dan penggunaan make up, gaya rambut, warna rambut, dan lainnya. Mahasiswa menjadikan gaya berbusana atau fesyen sebagai sebuah komunikasi non-verbal yang menumbuhkan sikap persepsi terhadap mahasiswa lain.
Maksudnya, persepsi setiap orang berbeda-beda dan membuat persepsi terhadap tren ini menjadi menarik untuk dikupas secara mendalam. Tentun untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa terhadap rekannya yang mengikuti tren ini. Dengan begitu, mereka bisa dikata trendi oleh kalangan mahasiswa lainnya saat perkuliahan berlangsung.[]

