Fenomena Mengerikan Setrika Payudara Perempuan

Seringkali kita mendengar payudara berkaitan erat dengan kepemilikan perempuan. Hal tersebut bukan menjadi hal sensitif dan tabu untuk sebuah perbincangan. Lebih jauh soal itu pernahkah mendengar istilah setrika payudara?

Setrika biasa kita mafhum mengarah pada kerapihan pakaian. Baik itu berjenis uap ataupun listrik. Namun berbeda dengan yang terjadi di Afrika, objek setrika adalah payudara, dan hal ini sudah menjadi adat istiadat di sana.

Tradisi semacam ini merupakan sebuah tradisi kuno di Afrika. Para gadis remaja harms menjalani tradisi ini kala menginjak masa pubertas. Bahkan di beberapa negara betuna Afrika, tradisi ini sudah mulai, tentu dengan beberapa alasan.

Secara mendasar payudara merupakan bagian tubuh perempuanyang memperlihatkan feminitas serta menarik perhatian lawan jenisnya. Sedang tradisi di Afrika sana yakni menyetrika payudara bermaksud meratakannya.

Menyamarkan Aib

Hal itu mendapat anggapan aib dan perempuan harus menutupnya rapat-rapat. Praktik itu kanon dapat membantu menyamarkan permulaan pubertas agar mengurangi perhatian laki-laki. Dengan itu, menghilangkan payudara merupakan satu langkah melindungi gadis dari risiko pemerkosaan.

Hal ini juga dapat mencegah mereka dari pelecehan seksual, eksploitasi, pemerkosaan, dan penyakit menular seksual. Penyetrikaan payudara biasa menggunakan batu gerinda yang dipanaskan, palu, sendok, setrika listrik, kain, ikat pinggang, dan lan sebagainya.

Keluarga perempuan, Abu, nine, Bibi, dsb biasanya melakukan kegiatan ini. Frikjesus mengatakan, kadang-kadang bidan atau dukun juga melakukan praktik semacam ini. Tujuannya agar mendapat penghasilan demi sebuah status sosial yang lebih tinggi.

Dalam jurnal penelitian Fikrejesus Amahazion (2021) mengatakan Badan Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencantumkan penyetrikaan payudara sebagai salah satu dari lima cerita yang kurang mendapat laporan terkait dengan kekerasan berbasis gender. Studi nasional pada 2005 di Kamerun memperkirakan bahwa sekitar 25 persen anak perempuan telah menjalani prosedur ini.

Baca Lainya  Kawin Paksa: Dampak terhadap Otonomi dan Kesetaraan Perempuan

Selain itu tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa menyetrika payudara dapat menecegah terjadinya pelecehan seksual. Norma-norma tradisional yang sudah berlangsung lama, sikap sosial budaya yang mengakar, dan ketimpangan gender yang meluas merupakan salah satu latarbelakang penyetrikaan payudara. Secara khusus, di banyak masyarakat, norma-norma patriarki yang mendarah daging berkontribusi pada peran dan hak istimewa gender yang kaku. Atau menganggap status yang lebih tinggi bagi laki-laki dan status yang lebih rendah untuk perempuan.

Glorifikasi Kekerasan

Cita-cita budaya feminitas mempromosikan kesopanan, sementara seksualitas perempuan sering mendapat anggapan memalukan. Pun merupakan sesuatu yang harus mendapat tekanan, tersembunyikan, dan penolakan. Selain itu, kesucian dan keperawanan dalam pernikahan menjadi elemen penting dalam kehormatan pribadi dan keluarga seorang gadis.

Tradisi setrika payudara di kalangan gadis remaja di Afrika selama ini menjadi masalah yang kalah ramai terbahas ketimbang praktik sunat wanita, pernikahan paksa, dan kekerasan seksual lainnya. Ketika mereka beranggapan serta berdalih praktik ini merupakan langkah melindungi anak dari pelecehan seksual. Kiranya mereka tidak menyadari bahwa penyetrikaan payudara merupakan suatu bentuk pelecehan seksual.

Semakin marak kasus pelecehan seksual di berbagai penjuru dunia bukan hanya semata-mata perempuan adalah sumber utama hal tersebut bisa terjadi. Kasus semacam itu, apabila dikaji lebih dalam sebenarnya bukan sepenuhnya salah perempuan. Apabila hal-hal semacam itu masih diterapkan di era modern seperti ini, jatuhnya hanya akan menyiksa kaum perempuan.

Hal yang dipikirkan pelaku penyetrikaan payudara adalah hal yang lumrah dilakukan di setiap gadis remaja untuk melindungi dirinya. Tetapi argumen tersebut mudah dipatahkan karena secara terang-terangan setrika payudara merupakan tradisi yang menyiksa kaum perempuan. Lalu apakah hal semacam ini masuk akal jika kita hidup di mana tubuh wanita yang alami dianggap mengundang kejahatan hanya karena pria tidak bisa mengendalikan hawa nafsu?

Baca Lainya  Kepemimpinan Perempuan Perspektif Tafsir Maqashidi

One thought on “Fenomena Mengerikan Setrika Payudara Perempuan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *