Sumber Gambar: cna.id
“Jika tidak suka, mundurlah, larilah kepadaku. Aku tetap menunggu di sini.”
-Yang Gwan Sik
When Life Gives You Tangerines adalah drama Korea yang mulai tayang pada tanggal 7-28 Maret 2025. Drama ini merilis 4 episode setiap pekannya, memberikan kepuasan bagi penonton tanpa terlalu lama menunggu alur cerita berkembang. Berlatar belakang Korea Selatan pada era 1960-an, drama ini menghadirkan kisah kehidupan seorang perempuan yang berjuang melawan tatanan patriarki.
Bertempat di Pulau Jeju yang eksotis, drama ini menyajikan perjalanan Ae-sun (terperankan oleh IU). Seorang perempuan bercita-cita menjadi penyair di tengah lingkungan yang mengekang perannya. Di episode awal, terlihat bagaimana kehidupan Ae-sun dalam masyarakat yang memandang rendah mereka yang tidak kaya dan tak memiliki kuasa.
Ayahnya sudah meninggalkan Ae-sun semasa masih balita. Namun, ia beruntung memiliki seorang ibu berpikiran progresif. Ibunya selalu melindungi dan mengutamakan kebahagiaannya di tengah masyarakat yang masih kaku dengan tradisi. Lingkungan tersebut mendikte perempuan tunduk pada aturan: menikah muda, mengurus rumah tangga, dan mendukung suami tanpa memiliki ambisi pribadi.
Namun, Ae-sun menolak menerima peran yang terwariskan kepadanya begitu saja. Berbeda dengan perempuan lain di sekelilingnya, ia memiliki mimpi yang menuntutnya keluar dari batasan gender yang ada. Karakter ini mencerminkan perlawanan terhadap patriarki, yang kala itu membatasi kebebasan perempuan dalam mengembangkan diri, tentunya dengan dukungan penuh dari sang ibu.
Dukungan dan Tantangan
Gwan-sik (terperankan oleh Park Bo-gum) adalah teman masa kecil Ae-sun yang mencintainya dengan tulus. Sejak usia 9 dan 10 tahun, mereka selalu bersama. Saat mereka beranjak dewasa dan mengenal cinta, mereka memutuskan untuk kabur ke Busan dengan tekad penuh untuk menggapai mimpi. Namun, nasib berkata lain—mereka terjebak dalam kesalahpahaman dengan pemilik penginapan, yang membuat mereka harus berurusan dengan pihak kepolisian.
Meski mengalami banyak rintangan, Gwan-sik tetap teguh dalam memperjuangkan cintanya. Ia bahkan rela menyeberangi lautan demi Ae-sun, berusaha mewujudkan salah satu dari tiga impian gadis itu: menjadi penyair, memiliki kesempatan kuliah, dan hidup di daratan Korea.
Karakter Gwan-sik yang terperankan dengan apik oleh Park Bo-gum mendapatkan apresiasi tinggi dari penonton, yang menilai bahwa ia adalah representasi pasangan ideal—bahkan mendapat julukan “green flag” hingga “green forest.”
Salah satu kekuatan utama dalam drama ini adalah bagaimana Ae-sun melawan sistem yang menekan perempuan. Ia menolak perjodohan dari keluarganya, menentang orang-orang di sekitarnya demi melanjutkan pendidikan, dan menantang ekspektasi masyarakat terhadap pribadinya.
Keberaniannya dalam memperjuangkan kebebasan pribadi mencerminkan perubahan sosial yang mulai terjadi pada era tersebut. Hingga akhirnya, Ae-sun berhasil menjadi satu-satunya ketua komunitas perempuan di Jeju—suatu pencapaian besar yang menunjukkan bahwa perempuan mampu berdiri sejajar dengan laki-laki dalam kepemimpinan. Drama ini dengan apik menggambarkan pergolakan emosional dan sosial yang terhadapi perempuan yang memilih untuk melawan norma yang telah mengakar.
Representasi Feminisme
Im Sang Choon menulis naskah When Life Gives You Tangerines tidak hanya menampilkan kisah cinta, tetapi juga narasi yang kuat mengenai perjuangan perempuan dalam lingkungan yang menindas. Pada usia 50 tahun, ketika Gwan-sik mulai sakit-sakitan dan mendekati akhir hidupnya, ia terus mendorong Ae-sun untuk menulis puisi setiap hari. Tepat sebelum hari kematiannya, buku antologi puisi Ae-sun berhasil terbit dan menjadi karya yang menginspirasi banyak orang.
Hal ini membuktikan bahwa Gwan-sik berhasil menepati salah satu dari tiga janjinya ketika melamar Ae-sun di usia 18 tahun. Ae-sun bukan hanya sekadar karakter fiksi, melainkan simbol bagi banyak perempuan dan ibu yang berusaha mengubah hidup mereka meskipun terhadapkan pada hambatan besar.
Drama ini menawarkan sudut pandang yang menarik tentang bagaimana perempuan menghadapi dan melawan patriarki dalam masyarakat tradisional dengan partner hidup yang tepat. Dengan sinematografi yang indah, karakter yang mendalam, dan narasi yang menggugah, When Life Gives You Tangerines menjadi salah satu drama yang relevan bagi penonton yang tertarik pada isu kesetaraan gender dan perlawanan perempuan terhadap sistem yang membelenggu kebebasan mereka.[]