Nisa.co.id – PMII Scholarship Incubator (Scholin) merupakan program dari Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Mahbub Ubaedi Alwi, sebagai inisiator sekaligus Wasekjen Bidang Perguruan Tinggi berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan formal generasi muda.
Rangkaian program Scholin sudah melakukan eksplorasi untuk persiapan studi magister dan meraih beasiswa. Kegiatan yang sudah berjalan meliputi; pra-inkubasi, kick off dengan talkshow, kelas persiapan TOEFL, literasi beasiswa, konseling perencanaan studi, dan kegiatan sejenis lainnya.
Acara tergelar rutin setiap hari Sabtu dan Minggu melalui zoom meeting. Kegiatan terbagi menjadi dua sesi pagi dan siang. Pada sesi pertama (pagi), terdapat penguatan materi Scholarship Literacy yang meliputi, informasi beasiswa, persiapan menulis esai motivation letter, persiapan berkas pendaftaran, hingga konseling perencanaan studi. Sesi kedua (siang) terdapat materi Toefl Preparation.
Program Scholin ini sudah berjalan sejak 17 November dan akan berakhir pada 28 Januari 2024 mendatang. Saat ini, Scholin sudah memasuki sesi ke 14 di hari Sabtu (16/12). Pada sesi ini, kegiatan tersebut mengulas tentang Perencanaan studi dan Kepemimpinan Sains-Sosial. Materi tersebut diisi langsung oleh Ketua Umum PB PMII, Muhammad Abdulah Syukri, yang juga pernah menempuh pendidikan di Jerman dengan meraih Beasiswa DAAD (Deutscher Akademischer Austausch Diest).
Peserta merupakan kader PMII dari berbagai latar belakang pendidikan di Indonesia. Baik dari segi progam studi pendidikan agama Islam, hukum, ekonomi, biologi, matematika hingga teknik perkapalan dengan kampus asal yang berbeda.
Tema pada sesi ini, “Perencanaan Studi, Kepemimpinan Sains-Sosial,” mencerminkan dedikasi Scholarship Incubator untuk memberikan pendekatan pendidikan holistik dan pengembangan kepemimpinan. Organisasi ini meyakini bahwa pendidikan yang menyeluruh, menggabungkan strategi perencanaan belajar dengan fokus pada sains dan kepemimpinan sosial sangat penting untuk mempersiapkan individu menghadapi tantangan masa depan.
Dedikasi
Gus Abe, sapaan akrabnya, memberikan penjelasan study planning, tips dan trik lulus seleksi beasiswa, juga menyinggung pentingnya mendedikasikan ilmu untuk organisasi, agama, dan bangsa. Ia juga menyampaikan bahwa, “Perencanaan studi itu menjadi penting untuk disiapkan oleh kader-kader PMII. Jiwa sosial yang tinggi dan komitmen mewujudkan cita kemerdekaan tentu harus dibarengi dengan kompetensi ilmu yang baik”, Ujar Ketua PB PMII.
“Pemimpin itu bukan bermakna hanya sebatas pada ruang kepemimpinan politik saja. Lebih dari itu, bahwa ketika menjadi ahli dalam ilmu tertentu, maka di situlah kita menjadi pemimpin dalam konteks keilmuan. Pemikiran kita akan menjadi rujukan banyak orang pada aspek ilmu tersebut. Dari kepemimpinan dalam aspek keilmuan, pada gilirannya akan juga membawa kita pada sektor kepemimpinan sosial di masyarakat. Sebab orang yang berilmu akan menjadi tempat bertanya masyarakat serta turut berbagi pandangan dengan pemerintah dalam menentukan kebijakan publik. Dengan demikian, sebagai generasi muda dan aktivis, wajib hukumnya memiliki perencanaan studi yang baik untuk kompetensi ilmu lebih dalam”, lanjutnya.
Sesi ke-14 ini kemudian ditutup oleh inisiator Scholin, Mahbub Ubaedi Alwi, dengan memberikan review materi. Ia menegaskan, “PMII Scholarship Incubator (Scholin) akan terus melanjutkan misi memberdayakan generasi muda Indonesia khususnya di PMII dan NU dalam meningkatkan kualitas pendidikan formal. Organisasi ini tetap berkomitmen untuk menyediakan pendampingan persiapan pendidikan di jenjang magister. Agar bisa meraih beasiswa yang inovatif dan berdampak, guna mengkampanyekan tentang pentingnya pendidikan yang menyeluruh untuk mempersiapkan individu. Bukan hanya secara akademis tetapi juga sebagai pemimpin yang bertanggung jawab dan visioner”, pungkasnya.