Sumber Gambar: pngtree.com
Di era modern yang menuntut kecepatan dan efisiensi, kebutuhan akan transportasi menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagi seorang muslimah. Namun, perjalanan tidak hanya sebatas soal mencapai tujuan fisik, tetapi juga melibatkan tanggung jawab moral dan spiritual. Setiap langkah mesti mencerminkan nilai-nilai Islam, seperti menjaga kesopanan, keselamatan, dan niat yang lurus.
Berbagai pilihan moda transportasi tersedia—berjalan kaki, sepeda, kendaraan umum, hingga kendaraan pribadi. Namun, tidak semuanya serta-merta sesuai tanpa mempertimbangkan kondisi dan nilai yang teranut. Misalnya, berjalan kaki memang menyehatkan dan ramah lingkungan, tetapi bisa menjadi tantangan bagi muslimah dalam hal keamanan dan kenyamanan. Terutama jika berpakaian syar’i atau berada di area publik yang kurang kondusif.
Kendaraan bermotor menawarkan kepraktisan dan efisiensi waktu, tetapi penggunaannya tetap perlu terbarengi dengan sikap hati-hati. Seorang muslimah perlu memastikan bahwa aurat tetap terjaga, tidak bersolek berlebihan, serta menghindari situasi yang bisa menimbulkan fitnah atau ketidaknyamanan. Dengan demikian, transportasi bukan sekadar alat gerak, melainkan juga sarana untuk menjaga integritas sebagai muslimah.
Islam tidak melarang perempuan untuk aktif di luar rumah—baik untuk menuntut ilmu, bekerja, maupun melakukan aktivitas sosial. Namun, dalam setiap mobilitas tersebut, Islam memberikan panduan agar perempuan tetap menjaga batas-batas syar’i. Oleh karena itu, memilih moda transportasi menjadi keputusan yang mencerminkan sikap bijak dalam menyeimbangkan antara kebutuhan duniawi dan tanggung jawab agama.
Muslimah masa kini mendapat tuntutan aktif dan mandiri, tetapi juga tidak melupakan nilai-nilai yang menjadi identitasnya. Setiap perjalanan adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa Islam tidak membatasi peran perempuan, tetapi membingkainya agar tetap mulia. Maka, bijak dalam memilih alat transportasi bukan hanya bentuk kepedulian terhadap diri sendiri, tetapi juga bagian dari bentuk ibadah.
Dengan demikian, setiap perjalanan seorang muslimah, baik dengan kaki maupun kendaraan, semestinya bukan hanya menuju tempat di dunia, tetapi juga menjadi langkah menuju ridha Allah. Memadukan mobilitas dengan nilai-nilai Islam adalah cermin kepribadian nuslimah sejati.[]