Perempuan & Keuangan: Kunci Keseimbangan Hidup Lebih Baik

Dewasa ini, literasi keuangan sudah menjadi perhatian khalayak umum. Sehingga banyak content creator lewat kontennya di media mengangkat tema tersebut. Dengan kemajuan teknologi, perkembangan aplikasi atau fitur keuangan juga memiliki potensi layaknya dua mata pisau; positif dan negatif.

Bisa memberikan nilai positif jika memanfaatkannya dengan baik sebagai alat manajemen keuangan. Bahkan bisa menghasilkan income lebih dengan berinvestasi, misalnya. Kemudian, bisa juga menjadi nilai negatif karena kemudahan akses dan transaksi sangat menggoda kita untuk terjerumus dalam budaya konsumerisme.

Oleh karena itu, perempuan yang kadang mendapat stereotipe sebagai makhluk matrealis juga konsumtif menjadi target market suatu barang. Sudah selayaknya kita menyangkal anggapan tersebut, karena sejatinya dalam lingkup masyarakat bahkan rumah tangga, perempuan memiliki peran penting dalam mengelola keuangan keluarga. Hal ini, kadang terjumpai dalam sebuah organisasi di mana posisi bendahara selalu terisi perempuan dengan alasan lebih mampu mengatur keuangan.

Berdasarkan survei nasional literasi keuangan menurut OJK (2019), perempuan di Indonesia memiliki pengetahuan, keyakinan, keterampilan, sikap dan perilaku keuangan sebesar 36,13% lebih rendah daripada laki-laki sebesar 39,94%.

Keterampilan Mengelola

Hal ini, karena nilai tradisional yang masih membentuk persepsi bahwa perempuan dalam rumah tangga sebaiknya berjarak dengan pendapatan suami dan menyerahkan pengelolaan keuangan pada pasangan. Padahal, perempuan yang memiliki keterampilan mengelola keuangan dapat berperan dengan lebih aktif dan baik dalam rumah tangga. Sudah saatnya perkara finansial tidak lagi teranggap tabu untuk perempuan ketahui dan kelola.

Kemudian akhir-akhir ini sempat viral istilah Frugal Living, yang mana di media sosial banyak opini-opini bertebaran. Karena ada salah satu content creator yang memperlihatkan gaya hidup frugal living sehingga bisa beli rumah, beli mobil dan berlibur bersama keluarga. Beberapa konten tanggapan ada yang merespon baik namun tidak sedikit pula yang meremehkan gaya hidup frugal living yang kemudian terselewengkan menjadi ugal-ugalan living.

Gaya Hidup Hemat

Lastovicka (1999, p.96) menjelaskan bahwa Frugal living merupakan gaya hidup hemat yang menjadi salah satu sifat gaya hidup yang mencerminkan kedisiplinan dan kecerdasan dalam pengelolaan suatu barang. Gaya hidup ini merupakan salah satu upaya dalam mengontrol diri dari perilaku konsumtif secara berlebihan untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Baca Lainya  Refleksi Harlah PGRI 2024: Menghargai Peran Pendidik dalam Kerja-kerja Peradaban

Frugal Living dapat terpahami sebagai suatu sikap yang sejalan dengan kesederhanaan, sukarela, dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi suatu hal, serta bertolak belakang dengan sikap materialisme. Perilaku ini juga sebagai salah satu bentuk kesadaran seseorang dalam mengatur pengeluaran mereka dan lebih fokus pada beberapa prioritas keuangan.

Gaya hidup ini benar-benar sangat mendorong seseorang untuk menghindari apa yang tidak mereka butuhkan, sehingga mempunyai banyak waktu untuk menabung. Selain itu, dalam tindakan ekonomi, gaya hidup ini juga sejalan dengan gaya hidup yang tidak bermewah-mewah (luxurious living), yang bermakna bahwa tindakan ekonomi untuk hanya sekedar pemenuhan kebutuhan hidup (needs) bukan untuk pemuasan keinginan (wants) (Sibuea, 2022).

Secara sederhana, gaya hidup frugal living ini juga dapat termaknai dengan melakukan penghematan dan mengontrol budget pengeluaran dana secara sadar (mindful). Caranya dngan melakukan pertimbangan dan analisis yang baik, serta dengan strategi pencapaian tujuan keuangan masa depan yang jelas.

Pandangan Islam

Lalu bagaimana pandangan Islam mengenai gaya hidup tersebut, dari sisi pandangan Islam Frugal living berarti sederhana, namun seimbang dan tidak berlebihan. Rasulullah saw. mengajarkan nilai ini dalam kehidupan umatnya. Karena pola hidup sederhana dapat mendorong seseorang untuk bersikap toleran dan menghargai nikmat Allah Swt. sekecil apa pun.

Jika mengaitkan dengan Al-Qur’an dan hadis, maka Frugal Living tampaknya sangat erat kaitannya dengan ajaran Islam. Ada beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang memberikan petunjuk untuk hidup hemat dan tidak boros. Termasuk dalam surat Al-Isra ayat 26 – 27. Maka menerapkan gaya hidup hemat, artinya dalam mengelola rezeki yang telah Allah berikan, seperti halnya harta, maka seseorang perlu mengaturnya dengan sebaik mungkin agar pemasukan tetap lebih besar dari pengeluaran.

Baca Lainya  Jeratan Pernikahan Dini

Maka tindakan israf dan tabdzir merupakan dua perilaku yang terkategorikan negatif atau tidak baik dalam Islam. Israf yaitu melakukan sesuatu secara berlebih-lebihan, sedangkan tabdzir adalah perubatan boros. Kedua istilah ini memiliki definisi yang serupa dan mengerucut pada satu titik yang sama yaitu materialisme.

Penerapan Frugal Living

Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk bersama-sama menerapkan gaya hidup frugal living, berikut ada beberapa contoh dalam penerapannya. Pertama, membuat anggaran. Bagi yang sudah membiasakan diri melakukan frugal living, mereka akan membuat anggaran yang jelas untuk mengatur pengeluaran dan memastikan bahwa uang tergunakan dengan bijaksana. Sehingga ada plan kebutuhan apa saja yang akan terkerjakan serta kebutuhan budget-nya. Hal ni bertujuan agar penggunaan uang bisa lebih efektif efisien.

Kedua, menghindari pemborosan. Orang yang hidup hemat akan menghindari pembelian impulsif dan menghindari barang-barang atau layanan yang sebenarnya tidak terperlukan. Karena segala kebutuhan sudah terencakan maka membeli atau belanja yang tidak perlu sangat terhindari agar bisa meminimalisir pemborosan.

Ketiga, memiliki prioritas yang jelas. Jika sudah terbiasa menerapkan frugal living, mereka akan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi mereka dan mengurangi pemborosan pada hal-hal yang kurang penting. Sehingga sudah tidak terlalu tergiur dengan barang-barang harga murah atau adanya diskon. Karena lebih memilih harga cukup mahal akan tetapi bisa tergunakan dengan jangka lebih panjang, dari pada harga terjangkau namun umur pakainya tidak lama.

Keempat, mengurangi konsumsi barang sekali pakai. Orang yang hidup hemat cenderung mengurangi penggunaan barang sekali pakai dan lebih memilih produk yang tahan lama dan berkualitas. Kelima, memiliki gaya hidup sederhana. Gaya hidup frugal sering kali melibatkan mengurangi konsumsi bahan mewah atau barang-barang yang tidak terperlukan. Sehingga barang-barang yang termiliki adalah yang memang terbutuhkan bukan hanya sekedar teringinkan.

Baca Lainya  Anggun Hijab: Memancarkan Keindahan Kalbu

Dan keenam, menghemat energi dan sumber daya. Selain menghemat uang, gaya hidup frugal juga dapat melibatkan penggunaan efisien energi dan sumber daya alam. Sehingga secara tidak langsung menerapkan gaya hidup frugal living menyumbang untuk sedikit kontribusi pada sampah atau pencemaran lingkungan.

    Dengan adanya sekian contoh penerapan gaya hidup frugal living tersebut, para perempuan kini bisa mendapatkan edukasi dan lebih berpengetahuan dalam literasi keuangan. Karena lagi-lagi perempuan memiliki porsi lebih dalam mengatur keuangan baik itu ketika hidup sendiri atau ketika sudah berkeluarga. Maka jika bisa lebih bijak mengatur keuangan kenapa tidak? Karena kehidupan yang lebih baik dimulai dari pengaturan keuangan yang rapi.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *