Pengaruh Sosial terhadap Insecure

Insecure Sumber Gambar: thegloss.ie

Hampir semua orang pernah merasakan insecure dalam hidupnya. Secara umum, insecure berarti perasaan tidak yakin, tidak aman, dan kurang percaya diri terhadap pribadi maupun terhadap situasi yang dihadapi. Dalam kehidupan sehari-hari, perasaan ini bisa muncul dari hal-hal kecil seperti penampilan, prestasi, atau cara kita berinteraksi dengan orang lain.

Penyebab utama dari insecure dapat berasal dari berbagai faktor. Di antaranya body image (citra tubuh), self ability (kemampuan diri), relationship (hubungan sosial), dan social circle (lingkungan pertemanan) (Cherry, 2023). Menjadi manusia berarti kita tidak lepas dari keraguan dan rasa tidak yakin. Banyak orang sering membandingkan pribadinya dengan orang lain baik dalam hal fisik, pencapaian, maupun kehidupan pribadi. Ketika kita merasa standar orang lain lebih tinggi, timbul perasaan bahwa kita tidak cukup baik.

Teori perbandingan sosial (social comparison theory) oleh Festinger (1954) menjelaskan bahwa individu secara alami membandingkan diri dengan orang lain untuk menilai kemampuan dan nilai diri sendiri. Di era media sosial, perbandingan semakin kuat. Karena kita sering melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna di layar, padahal belum tentu sama dengan kenyataan.

Pengaruh Sosial

Penelitian oleh Vogel, Rose, Roberts, & Eckles (2014) juga menemukan bahwa semakin sering seseorang melakukan perbandingan sosial di medsos, semakin tinggi pula tingkat insecure dan rendahnya kepercayaan diri yang mereka rasakan. Tidak jarang, pengaruh sosial juga datang dalam bentuk manipulasi halus dari orang lain. Yang itu tanpa sadar membuat kita merasa kurang atau gagal.

Namun, dalam menghadapi rasa insecure, ada satu hal penting yang perlu kita pahami, yaitu konsep “memilih jalan atas kehendak sendiri.” Memilih jalan hidup sendiri bukanlah sikap egois, melainkan bentuk keberanian untuk memahami siapa diri kita sebenarnya. Ketika kita tahu apa yang kita butuhkan dan membuat bahagia, kita menjadi lebih kuat dalam menghadapi tekanan sosial.

Baca Lainya  Self-Growth: Mengubah Insecure Menjadi Motivasi Berkembang

Brené Brown (2017) menjelaskan keberanian berdiri sendiri dan tetap setia pada nilai-nilai diri merupakan wujud dari true belonging. Yakni rasa memiliki yang sejati tanpa harus menyesuaikan diri dengan ekspektasi orang lain. Pengaruh orang lain memang tidak bisa dihindari karena mereka bisa memengaruhi kita melalui harapan, kritik, atau bahkan cara mereka berbicara. Namun, penting untuk menyadari bahwa tidak semua pengaruh harus kita terima. Kita memiliki hak untuk menentukan batas antara pendapat orang lain dan keputusan pribadi.

Menghadapi rasa insecure tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan menyadari bahwa “jalan sendiri” bukan berarti benar-benar sendirian, melainkan memilih dengan sadar mana pengaruh luar yang boleh masuk dalam diri kita. Kita bisa belajar untuk fokus pada perkembangan diri, bukan pada perbandingan.

Membentuk Pola Pikir

Membangun kebiasaan positif seperti bersyukur, mengenali kelebihan diri, dan tidak terlalu keras pada sendiri juga sangat membantu. Dukungan dari lingkungan yang sehat keluarga, sahabat,atau komunitas positif bisa menjadi energi untuk menumbuhkan rasa percaya diri kembali. Orth & Robins (2014) menyatakan bahwa self-esteem atau harga diri yang sehat tidak hanya berasal dari pujian orang lain, tetapi juga dari penerimaan diri dan pemahaman terhadap kekuatan pribadi.

Selain itu, penting juga untuk menanamkan pola pikir bahwa insecure adalah bagian alami dari proses bertumbuh. Semua orang pernah merasa tidak cukup, termasuk mereka yang tampak sukses sekalipun. Bedanya, orang yang berhasil bukan berarti tidak pernah insecure, tetapi mereka belajar untuk tidak membiarkan perasaan itu mengendalikan hidup mereka. Kita pun bisa melakukan hal yang sama dengan cara mengenali perasaan itu, memahami penyebabnya, lalu mengubahnya menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik.

Baca Lainya  Filter dan Kepercayaan Diri Perempuan

Pada akhirnya, merasa insecure adalah hal yang manusiawi. Namun, kita memiliki kekuatan untuk memilih bagaimana kita bereaksi terhadapnya. Dengan mengenal diri sendiri, menetapkan batas, mencari lingkungan yang mendukung, dan berani bertindak sesuai nilai yang kita yakini, kita bisa menjadi pribadi yang lebih kuat, mandiri, dan bahagia. Rasa insecure mungkin tidak akan hilang sepenuhnya, tetapi kita bisa mengendalikannya agar tidak menghalangi langkah kita menuju versi terbaik dari diri sendiri.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *