Mengenali Pengaruh Imajinasi terhadap Kepercayaan Diri

Roleplay Sumber Gambar: istockphoto.com

Di era digital, banyak remaja yang memanfaatkan aktivitas online sebagai sarana hiburan sekaligus sarana mengekspresikan diri. Salah satu aktivitas paling populer adalah roleplay, atau ada juga yang menyebutnya RP. Roleplay adalah suatu kegiatan bermain peran sebagai karakter tertentu yang biasa seseorang lakukan melalui interaksi di media sosial.

Remaja perempuan menjadi fokus dalam tulisan ini, karena menurut saya kebanyakan dari mereka meminati roleplay yang tergabung dalam komunitas fandom. Misalnya penggemar k-pop, serial televisi, atau karya fiksi lainnya. Hal ini mungkin saja terjadi karena roleplay dapat memberikan ruang aman kepada mereka untuk berekspresi tanpa merasa takut akan penilaian.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa remaja perempuan lebih sering mengalami perubahan emosional dan tekanan sosial selama masa pertumbuhan alih-alih remaja laki-laki. Pada masa inilah, kepercayaan diri menjadi hal penting yang dapat memengaruhi cara mereka dalam memandang diri dan membentuk sikap. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui apakah roleplay dapat membantu mereka dalam membangun kepercayaan diri atau justru memberikan dampak sebaliknya?

Poros Kepercayaan

Menurut para ahli, kepercayaan diri (self confidence) ialah suatu keyakinan dan penerimaan seseorang terhadap kemampuan dan nilai dari pribadinya sendiri. Pada masa remaja, terutama perempuan, kepercayaan diri menjadi hal sangat penting. Karena pada masa ini, biasanya mereka mengalami perubahan (baik fisik ataupun psikologis) dan tekanan dari lingkungan sekitar. Contoh perubahan dan tekanan yang mereka alami dapat terlihat dari adanya perubahan ketidakstabilan emosi, peningkatan perhatian pada penampilan, sehingga dapat menyebabkan mereka merasa bingung, tertekan, dan tidak nyaman.

Dengan adanya kepercayaan diri yang baik, para remaja perempuan dapat menjadi lebih mudah menghadapi segala tantangan yang ada serta berani berinteraksi dengan orang lain. Sebaliknya, kurangnya kepercayaan diri dapat membuat mereka ragu pada kemampuannya sendiri. Oleh karena itu, penting bagi remaja perempuan untuk mengembangkan kepercayaan diri supaya mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan siap menghadapi tantangan hidup.

Baca Lainya  Menciptakan Kesetaraan dari Akar

Halnya yang telah terpaparkan sebelumnya, roleplay berarti kegiatan di mana seseorang berperan sebagai tokoh atau karakter tertentu baik dari dunia fiksi, tokoh publik, maupun karakter hasil ciptaan sendiri dan memainkan peran sebagai karakter tersebut ketika berinteraksi dengan tokoh lain. Pada umumnya kegiatan ini orang lakukan melalui media sosial, seperti X, Telegram, WhatsApp, atau komunitas online lainnya yang memungkinkan para anggotanya berinteraksi dan membuat cerita rekaan bersama.

Roleplay memiliki aturan main, yaitu para pemain harus merahasiakan identitas asli mereka satu sama lain. Hal ini menjadi alasan mengapa sebagian remaja perempuan menjadikan roleplay o sebagai wadah untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan orang lain. Lewat karakter yang mereka mainkan, dapat menunjukkan bagian dari pribadinya yang sulit tertampilkan di dunia nyata.

Mereka dapat bercerita, berinteraksi, dan merasa lebih bebas melakukan sesuatu tanpa takut orang lain menilainya. Aktivitas ini juga dapat membantu mereka merasa lebih diterima dan dihargai, terutama jika mereka berada dalam suatu komunitas dengan minat yang sama.

Positif-Negatif Roleplay

Roleplay membantu remaja perempuan merasa lebih percaya diri, karena lewat bermain peran, mereka dapat mengekspresikan diri melalui karakter yang mereka mainkan. Selain itu, mereka juga bisa belajar cara berkomunikasi, bekerja sama, dan menghadapi berbagai situasi dalam permainan. Secara tidak langsung, hal ini dapat melatih kemampuan sosial dan keberanian yang memberi kontribusi besar terhadap rasa percaya diri di dunia nyata.

Meskipun roleplay memberi ruang bagi remaja perempuan untuk berekspresi tapi ia sendiri juga dapat membawa dampak negatif. Jika mereka terlalu fokus memainkan karakter fiksi, maka itu bisa menyebabkan mereka kehilangan kesadaran terhadap diri dan kenyataan di sekitarnya. Dengan begitu, membuat mereka sulit menerima kenyataan dan merasa kurang percaya diri ketika menghadapi situasi sosial di dunia nyata. Selain itu, keamanan dalam komunitas roleplay juga belum tentu terjamin. Para remaja perempuan tetap bisa mengalami penilaian negatif atau bullying yang justru dapat melemahkan rasa percaya diri mereka.

Baca Lainya  Menjadi Perempuan Tangguh seperti Asiyah

Dari pembahasan di atas, simpulan bisa kita tarik bahwa roleplay memberi peran penting dalam membantu remaja perempuan membangun kepercayaan diri. Melalui aktivitas ini, mereka mendapat ruang aman untuk mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan orang lain, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka.

Namun, penting juga bagi remaja perempuan untuk tetap menjaga keseimbangan antara dunia roleplay dan kehidupan nyata agar dampak negatif seperti kehilangan kesadaran diri dan penurunan kepercayaan diri akibat penilaian negatif dapat terhindar. Dengan menjaga keseimbangan tersebut, manfaat positif dari roleplay bisa terasa lebih baik.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *