Membaca Ulang Sejarah Cendekiawan Sulawesi Selatan

Sumber Gambar: Detik.com

Retna Kencana Colliq Pujie Arung Pancana Toa Matinroe ri Tucae atau yang karib dengan sebutan Colliq Pujie merupakan salah satu dari banyak pahlawan perempuan Nusantara belum banyak terketahui. Kala itu, Colliq Pujie merupakan tokoh perempuan yang sangat berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia di Sulawesi Selatan.

Ia terkenal sebagai seseorang yang menentang Belanda. Meski begitu, keaktifannya dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia melawan penjajahan Belanda tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap terlibat dalam berbagai kegiatan pendukung perjuangan rakyat Sulawesi Selatan melawan kolonialisme. 

Pasca suaminya meninggal, tekadnya menentang kebijakan Belanda semakin kuat. Menyebabkan Belandan membuang dan mengasingkannya ke Makassar. Belanda khawatir banyaknya perlawanan rakyat dapat membahayakan kedudukan Belanda karena terinspirasi dari Colliq Pujie.

Maka jalan yang Belanda tempuh dengan cara menetapkan Colliq Pujie sebagai tahanan politiknya. Akhirnya Belanda memisahkannya dari lingkungan masyarakat dan politik kerajaan Ternate meski penetapannya tanpa SK resmi dari Gubermen Makassar.

Kegemaran pada Ilmu

Selain perannya berjuang dalam konteks politik, kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan mengantarkannya pada pengembangan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Mempromosikan pendidikan untuk perempuan dan anak-anak, serta berkontribusi pada perbaikan kondisi sosial-ekonomi di daerahnya.

Melalui hal tersebut, Colliq juga terkenal karena kepemimpinan dan ketokohannya dalam komunitas Bugis. Ia berperan sebagai panutan dan motivator bagi banyak orang dalam perjuangan melawan penjajah serta dalam usaha-usaha sosial kemasyarakatan. 

Di balik pribadinya yang cerdas, Colliq memiliki karakter pemberani. Hidup di abad ke-19, saat perempuan di berbagai belahan dunia masih terkungkung di bawah dominasi laki-laki, Colliq berani menentang ketidakadilan. Hal tersebut malah menjadi sesuatu yang tabu. Senada dengan pendapat Hasanah dan Rahmasari (2020) menjadi “aneh” ketika perempuan bertindak sebagai pemimpin dan lebih maju dari laki-laki. Padahal, dalam sejarah nusantara, perempuan tidak hanya menjadi pelengkap laki-laki saja.

Baca Lainya  Menelusuri Jejak Kepemimpinan Ratu Shima

Lebih dari itu, mereka adalah mitra yang bekerja sama dan bahkan memimpin kekaisaran. Beberapa dari mereka menjadi sultanah, laksamana, inisiator sekolah dan penulis. Menariknya, ketika perempuan bertindak sebagai pemimpin, mereka menciptakan perubahan kebijakan yang mendorong pemberdayaan perempuan, misalnya dengan membuka pusat pendidikan yang sebelumnya hanya hanya terperuntukkan bagi laki-laki.

Warisan Sejarah

Dengan demikian, Collin menjadi bukti konkret pahlawan perempuan Nusantara yang berhasil menorehkan sejarah dalam perjuangan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan patriarki yang mengakar di Indonesia. Perjuangan Colliq tidak hanya sampai pada perlawanan Belanda, ia juga berperang melalui sastra dengan menyalin naskah kuno dan berhasil terabadikan dalam karya I La Galigo yang terakui duniaNamanya terukir dalam sejarah sebagai penyalin naskah I  La Galigo hingga 12 jilid, atau 1/3 dari keseluruhan naskah. 

Mengutip dari akun @mitologi.bumisulawesi menyebutkan bahwa 26 ribu naskah kuno milik Indonesia yang tersimpan di berbagai perpustakaan dunia seperti Leiden, British Library, London University, dan Oxford University. Di antaranya banyaknya naskah yang tersimpan, yang paling terkenal adalah I La Galigo.

Karya sastra kuno ini merupakan epos terpanjang di dunia dengan 300.000 baris puisi di 29.000 halaman. Hal ini, membuat I La Galigo menjadi Memory of the World sebagai literatur dan ingatan kolektif dunia yang mendapat pengakuan UNESCO. Meski begitu, penghormatan kepada Colliq belum sepenuhnya terberikan kepada dunia bahkan Indonesia. Mirisnya sejarah perempuan di Nusantara perannya tidak tersebar ke masyarakat umum, bahkan terkesan tersembunyi.

Setelah Indonesia merdeka, kontribusi Colliq Pujie terhargai sebagai bagian dari sejarah perjuangan kemerdekaan dan perkembangan sosial di Indonesia. Jasanya diakui dalam konteks penguatan posisi perempuan dalam perjuangan nasional dan kontribusinya pada perubahan sosial di Sulawesi Selatan.

Baca Lainya  Nyai Hj. Yuhanidz Fayumi: Ulama dan Aktivis Perempuan

Secara keseluruhan, Colliq Pujie adalah contoh nyata dari wanita yang tidak hanya berperan dalam perjuangan politik tetapi juga dalam aspek sosial dan pendidikan, menjadikannya sosok yang penting dalam sejarah Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *