Ibu-Ibu PKK Sukoharjo Sulap Bonggol Pisang Jadi Produk Unggulan Berbasis Kearifan Lokal

Pengabdian kepada Masyarakat Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Sukoharjo – Peran perempuan dalam membangun ekonomi keluarga dan pengelolaan potensi desa terus digalakkan di Kabupaten Sukoharjo. Komitmen pemberdayaan ini menjadi dasar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat oleh LPPM UIN Raden Mas Said Surakarta gagas bertajuk “Manajemen Branding Berbasis Kearifan Lokal pada Produk Karya Ibu-Ibu PKK Kabupaten Sukoharjo” pada Minggu (02/11).

Kegiatan ini mendorong para perempuan desa untuk berdaya, kreatif, dan mandiri secara ekonomi dengan memanfaatkan potensi lokal di sekitar mereka. Taufik Wijaya, M.Si. dari Program Studi Ekonomi Syariah memimpin tim pengabdian dengan hadir langsung membimbing para peserta. Gelaran pelatihan ini menjadi wadah bagi ibu-ibu PKK untuk belajar mengubah bonggol pisang, bahan yang kerap terbuang, menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. 

Perwakilan tuan rumah yang menjadi salah satu anggota PKK mengungkapkan apresiasinya. Menurutnya, kegiatan semacam ini penting untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi di kalangan perempuan. “Kami sangat berterima kasih. Melalui pelatihan ini, para ibu bisa lebih kreatif dan memanfaatkan potensi lokal menjadi sumber penghasilan keluarga,” katanya.

Sementara itu, Ketua PKK Desa Gerjen, Catur, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Catur mengaku kegiatan seperti ini membawa energi baru bagi para ibu di desanya.  “Kami senang sekali. Ternyata dari hal sederhana seperti bonggol pisang, bisa lahir sesuatu yang punya nilai besar. Kami jadi semangat untuk mencoba,” ujarnya sambil tersenyum.

Kekuatan Merek

Taufik selaku ketua pelaksana pengabdian mencontohkan tiga potensi lokal yang dapat menjadi modal wirausaha, yaitu energi, air, dan pangan. Menurutnya, kekuatan brand sangat menentukan daya jual produk. “Misal, di pasaran banyak berkelindan produk es teh dan secara rasa mirip, tapi bisa kita lihat, yang paling laku adalah produk dengan branding kuat.” paparnya. 

Baca Lainya  Gelar Halalbihalal: RMI PWNU Jateng Susun Modul Pesantren Ramah Anak

Pada sesi pelatihan, narasumber H. Sugiman, S.E., M.M., mengenalkan peserta dengan berbagai macam produk olahan bonggol pisang yang dapat peserta kembangkan menjadi peluang usaha. Misalnya, kripik bonggol pisang, sayur atau gudeg bonggol pisang, hingga abon bonggol pisang. Bahkan, bahan ini juga dapat peserta olah menjadi tepung yang bisa menjadi dasar aneka kudapan seperti snack, stik, nuget, rolade, dan snack bar sehat yang modern dan banyak peminatnya. Sugiman juga memberikan penjelasan mengenai proses pembuatan, pendinginan, dan penyimpanan produk agar tahan lama dan tetap terjaga kualitasnya.

Kegiatan kemudian berlanjut dengan demo pembuatan kripik bonggol pisang. Suasana pelatihan pun hangat dan akrab. Tawa dan obrolan ringan terdengar di sela proses membuat keripik bonggol pisang. Beberapa peserta bahkan sudah mulai membayangkan memberi nama dan label untuk produk mereka.

Pelatihan ini berharap menjadi langkah awal bagi perempuan Sukoharjo untuk semakin berdaya. Dari dapur rumahan, mereka membangun cita rasa, nilai ekonomi, dan kebanggaan atas kearifan lokal sendiri.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *