Ella Rizki: Petani Milenial yang Sukses Memberdayakan Masyarakat Desa

Bung Hatta pernah berucap Indonesia tidak akan bercahaya dengan obor di Jakarta tapi Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin di desa. Ella Rizki Farihatul Maftuhah adalah salah satu penyala lilin di sebuah desa. Perempuan kelahiran Dusun Semen, Desa Trenten, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini menjadi inspirator bagi para pemuda Indonesia. Ia berhasil mengubah wajah desanya menjadi lebih maju dan berkembang.

Ella tumbuh di lingkungan yang kaya akan potensi pertanian, terutama kelapa. Melihat potensi yang besar namun belum tergarap maksimal, Ella bertekad memaksimalkan potensi tersebut demi kesejahteraan masyarakat desanya. Ia terlahir dari orang tua berprofesi produsen gula Jawa. Faktanya, sebagian besar mata pencaharian warga desanya sebagai penderes pohon kelapa sebagai olahan menjadi gula Jawa. 

Perjalanan Ella memberdayakan masyarakat memulai dengan hal sederhana. Kala itu, ia melihat banyak masyarakat desanya bermata pencaharian penderes nira tapi hasilnya hanya terolah menjadi gula Jawa saja secara tradisional. Padahal nira pohon kelapa memiliki potensi lain yang lebih besar sebagai olahan.

Membidik Peluang

Melihat potensi tersebut Ella mulai melakukan eksperimen dan penelitian yakni mengolah nira menjadi produk lebih bernilai yaitu gula semut. Bersama ibu dan adiknya, Ella mulai mengajak dan melakukan sosialisasi kepada warga sekitar untuk membuat produk gula semut agar lebih meningkatkan nilai jual. Namun jalannya tidaklah mulus, ia harus menghadapi para tengkulak gula Jawa dan penolakan dari beberapa pihak.

Seiring berjalan waktu warga pun mulai menyadari bahwa olahan nira menjadi gula semut lebih banyak mendatangkan keuntungan. Mulai dari situ, mereka beralih–dari yang awalnya hanya membuat gula Jawa kemudian–memproduksi gula semut. Ella bersama keluarga rela untuk menampung hasil produksi gula semut tersebut untuk kemudian memasarkannya. Usaha itu membuahkan hasil bahwa produk gula semut bisa terekspor hingga ke Korea Selatan. 

Baca Lainya  Rohana Kudus: Pahlawan Pengubah Peradaban

Melihat peluang usaha yang lebih besar dalam pengolahan berbahan baku kepala tersebut, Ella mendedikasikan diri mencari ilmu untuk memperdalam pengetahuannya dalam bidang kimia di Politeknik Akademi Kimia Analis (AKA) Bogor di bawah Kementerian Perindustrian. Karena menyadari ilmunya sangat bermafaat untuk pengembangan kualitas gula semut, ia melanjutkan pendidikannya ke level S1 Kimia di Universitas Nusa Bangsa, Bogor. Kemudian mengambil S2 Kimia di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sampai sekarang menjadi kandidat doktoral di UGM dalam bidang yang sama.

Kemauan dan Kerja Keras

Pendidikan yang tinggi tidak hanya memberikannya pengetahuan teoritis, tetapi juga menginspirasi untuk menerapkan ilmunya secara langsung di masyarakat. Dengan tekad yang kuat serta mencari solusi atas keresahannya, melihat para perempuan dan ibu-ibu di desanya banyak yang bekerja ke kota sebagai pembantu rumah tangga, Ella kemudian membentuk koperasi Kelompok Wanita Tani Nira Lestari Makmur.

Koperasi ini menjadi wadah bagi para perempuan untuk berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan mengembangkan usaha bersama. Sukses mendirikan koperasi untuk memperkuat usahakan ia mendirikan CV Nira Lestari yang kini sudah beralih nama menjadi PT. Nira Lestari Internasional.

Melalui pembentukan usaha tersebut ia tidak hanya memproduksi gula semut, tetapi juga memberikan pelatihan kepada para perempuan di desa. Pelatihan berupa mengolah nira menjadi berbagai produk turunan seperti VCO oil dan vegan nectar. Produk tersebut di pasaran bernilai jual tinggi daripada gula Jawa. Dengan demikian, Ella tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga memaksimalkan potensi desa untuk memberdayakan perempuan mandiri secara mental dan juga finansial.

Menerima Apresiasi

Keberhasilan Ella dalam memberdayakan masyarakat tidak hanya terakui di tingkat lokal, tetapi juga nasional bahkan internasional. Ia kerap mendapat undangan sebagai pembicara dalam berbagai forum dan seminar terkait pemberdayaan masyarakat dan pertanian berkelanjutan. Penghargaan yang ia dapatkan antara lain Awardee Population Activity Resources and Environment Program, Chulalongkorn University, Thailand (2020); Ambassador Business Edupreneur UPI (2019); Pendamping Khusus Pemberdayaan Peternak Sapi Mamuju, RIF Indonesia-Kanada (2020), dan masih banyak penghargaan lainnya.

Baca Lainya  Nyai Hj. Yuhanidz Fayumi: Ulama dan Aktivis Perempuan

Berkat kerja keras dan dedikasinya, usaha Ella telah membawa dampak positif yang signifikan bagi masyarakat desanya. Mulai dari meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pendapatan masyarakat desa meningkat secara signifikan berkat produksi gula semut dan produk turunannya. Lewat pemberdayaan, perempuan desa menjadi lebih mandiri dan memiliki peran penting dalam perekonomian keluarga. Pun mampu melestarikan lingkungan dengan usaha pertanian berkelanjutan sebab proses produksi gula semut yang Ella buat sudah ramah lingkungan.

Kisah Ella Rizki mengajarkan kita bahwa dengan niat tulus, ilmu pengetahuan memadai, dan kerja keras, kita dapat menciptakan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Ella juga membuktikan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan desa. Dia selalu berpesan, “Saya percaya bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa. Terpenting adalah kita berani untuk bermimpi, bekerja keras, dan tidak pernah menyerah. Mari bersama-sama membangun desa yang lebih maju dan sejahtera.”

Ella Rizki Farihatul Maftuhah adalah sosok inspiratif yang telah membuktikan bahwa seorang perempuan muda dapat menjadi penggerak perubahan serta kemajuan di desanya. Melalui dedikasinya dalam memberdayakan masyarakat dan mengembangkan potensi lokal kekayaan desa melalui kelapa, Ella telah menjadi contoh nyata bagi kita semua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *