Di era modern sekarang, masyarakat hidup dengan segala kompleksitas dan terus mengalami kemajuan, dalam dinamika gender misalnya. Dalam hal ini, isu yang masih ada, bahkan menjadi perbincangan, di setiap kalangan adalah hubungan antara perempuan dan patriarki. Patriarki merupakan sistem sosial di mana laki-laki memiliki dominasi daripada perempuan. Sistem ini sudah mengakar dalam berbagai aspek kehidupan manusia sedari dulu. Pembahasannya menjadi topik kompleks karena melibatkan perjuangan perempuan untuk mendapatkan kebebasan, hak, dan kesetaraan gender.
Dampak sistem ini pada perempuan terlihat dari pembatasan hak-hak mereka. Seperti hak terhadap pendidikan, hak bekerja, serta partisipasi perempuan dalam politik di suatu negara. Patriarki membuat steriotipe tentang perempuan seperti pandangan bahwa perempuan merupakan makhluk emosional, lemah, dan tidak cocok untuk menjadi pemimpin. Namun, seiring berkembangnya zaman, perempuan semakin gencar untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan menantang patriarki.
Pada saat ini, perempuan telah mencapai kemajuan yang signifikan. Hak terhadap pendidikan, partisipasi dalam dunia kerja, dan partisipasinya dalam dunia politik semakin terbuka. Perempuan saat ini tidak hanya sekedar menjadi ibu rumah tangga, tetapi juga berpartispasi dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan yang menggeser pandangan tradisional tentang peran gender. Gerakan feminisme yang terjadi pada Abad ke-19, memberikan peran penting dalam mendorong reformasi hukum dan sosial yang menguntungkan perempuan.
Tantangan Kemajuan
Teknologi dan globalisasi yang terus berkembang juga berkontribusi pada dinamika ini. Maksudnya, perempuan semakin terlibat dalam sektor ekonomi dan memperoleh informasi dan jaringan internasional yang mendukung advokasi hak-haknya. Kesedaran akan pentingnya representasi perempuan dalam segala aspek kehidupan, dari dunia bisnis hingga politik menjadi semakin berkembang seiring berjalannya waktu.
Namun, meskipun terjadi perubahan signifikan, nyatanya sistem patriarki masih meninggalkan jejak yang dalam. Diskriminasi gender, kekerasan, steriotipe, bahkan pelecehan seskual masih menjadi tantangan nyata yang harus perempuan hadapi. Pemberian upah yang kadang berbeda antara laki-laki dan perempuan, tanggungan beban ganda perempuan dalam mengurus rumah tangga dan juga bekerja, serta representasi perempuan yang terbatas dalam media massa adalah beberapa dari contoh nyata dari adanya sistem patriarki yang sudah ada sejak lama.
Tantangan besar yang perempuan hadapi dalam sistem ini adalah bagaimana menempatkan antara tuntutan tradisional dan harapan-harapan baru yang akan muncul. Di banyak kejadian, perempuan masih diharapkan untuk menjalankan peran penuh sebagai ibu rumah tangga dan juga istri yang baik. Sementara itu, di sisi lain mereka juga dituntut untuk mempunyai karier yang sukses. Beban ganda ini yang seringkali menjadi tekanan baik tekanan fisik maupun tekanan mental yang signifikan bagi mereka. Pendek kata, perempuan harus berjuang untuk menyeimbangkan hal pribadi dan pekerjaannya.
Selain itu, masih terdapat marginalisasi gender yang kuat dalam budaya yang ada di masyarakat modern. Steriotipe gender, pandangan sebelah mata dan perendahan terhadap perempuan karena ia merupakan makhluk yang emosional dan tidak logis masih kerap digunakan untuk membenarkan mereka dari peran-peran yang dianggap penting. Seperti di dunia politik dan perusahaan.
Meskipun peraturan perundangan-undangan di banyak negara telah melarang adanya diskriminasi gender, pelaksanaannya belum berjalan dengan baik. Terutama di daerah-daerah yang masih sangat dipengaruhi oleh sistem patriarki. Di Indonesia masih banyak kejadian seperti ini, pada tahun 2022 Komnas Perempuan mencatat angka kasus kekerasan gender mencapai 338.496 kasus dan sebanyak 66,7% korban pelecehan seksual adalah perempuan.
Rekonstruksi Pola Pikir
Ke depannya perjuangan perempuan melawan patriarki akan semakin bergantung pada masyarakat untuk mengubah pandangan sosial yang sudah ada. Pendidikan akan tetao menjadi solusi utama dalam mendorong kesetaraan gender, dengan mengajarkan nilai-nilai kesetaraan gender di kalangan muda melalui kampanye. Mengubah norma-norma sosial melalui kebijakan progresif dan kampanye kesadaran publik akan pentingnya kesetaraan gender juga akan menjadi langkah penting dalam menantang sistem patriarki yang ada.
Selain itu, partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan, baik di tingkat lokal maupun global harus terus tertingkatkan. Perempuan perlu mendapat dukungan dan dorongan untuk mengambil peran aktif dalam bidang politik, bisnis, dan bebrbagai aspek kehidupan lainnya. Agar suara mereka dapat berkontribusi pada perubahan kebijakan dan tata kelola yang adil. Selain itu, peran generasi muda terhadap isu ini juga perlu untuk terbuka dalam isu-isu gender dan aktiff terlibat dalam berbagai kegiatan sosial.
Dinamika perempuan dan patriarki dalam masyarakat modern merupakan proses yang terus berjalan menuju kesetaraan gender di kalangan masyarakat mutakhir. Meskipun banyak kemajuan yang telah tercapai, tantangan besar masih tetap ada terutama dalam menghapuskan sisa-sisa sistem patriarki. Masa depan yang saat ini menjadi tujuan perempuan adalah tentang kesetaraan gender, jadi besar harapan peran dari berbagai kelompok sosial terbutuhkan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Yakni setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berpartisipasi dalam semua aspek kehidupan.