Cut Nyak Meutia: Potret Keberanian dan Ketangguhan Wanita Aceh

sumber gambar: https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/02/140047479/cut-meutia-kehidupan-perjuangan-dan-akhir-hidup?page=all

Cut Meutia merupakan sosok yang menginspirasi banyak perempuan Indonesia melalui keteguhan dan semangat perjuangannya dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda di awal abad ke-20. Cut Meutia yang juga terkenal sebagai Cut Nyak Meutia adalah putri Teuku Ben Wawud, seorang Ulebalang di Perak, Aceh. Ia lahir pada tahun 1870, tiga tahun sebelum pecahnya Perang Aceh. Ia terkenal karena kecantikannya, kulitnya yang putih dan tubuhnya yang tinggi.

Saat dewasa, ia dijodohkan dengan Teuku Syam Sareh, salah satu dari tiga anak angkat Cut Nyak Aisah, sebuah pertunangan yang diatur oleh orang tua tanpa sepengetahuan mereka. Meskipun mereka menikah atas perintah orang tua, Cut Meutia menolak untuk memenuhi peran sebagai seorang istri, dan akhirnya mereka bercerai. Setelah itu, Cut Meutia menikah dengan adik Teuku Syam Sareh, yaitu Teuku Cut Muhammad yang kemudian terkenal sebagai Teuku Cik Tunong. Pasangan ini bersatu dalam perjuangan rakyat Aceh, yang terkenal sebagai rakyat Muslimin, melawan penjajahan Belanda (Disbud, 2022).

Ahli Tempur

Semasa hidup, Cut Meutia terkenal sebagai ahli pengatur strategi pertempuran. Bahkan, sejak kecil, ia sudah terdidik untuk memahami soal agama dan ilmu berpedang. Taktiknya sering kali memorak-porandakan pertahanan militer Belanda.

Salah satu taktik yang pernah ia gunakan adalah taktik serang dan mundur, serta menggunakan prajurit memata-matai gerak gerik pasukan lawan.  Meski sempat terbujuk untuk menyerah, Cut Meutia tetap memilih berperang (Nailufar, 2021). Cut Meutia terkenal dengan sifat pantang menyerahnya. Berkali-kali pasukan Belanda memburunya hingga ke hutan, namun tak pernah berhasil. 

Perjuangan Cut Meutia mencapai puncaknya ketika Pang Nanggroe meninggal, kepemimpinan pasukannya terserahkan kepada Cut Meutia oleh anak buahnya, dan Cut Meutia tidak menolak tanggung jawab tersebut. Setelah berunding, mereka bergerak menuju Gayo untuk bergabung dengan pasukan lainnya.

Baca Lainya  Fatimah Al-Banjari: Ulama Perempuan Pengarang Kitab Perukunan

Di persimpangan Krueng Peutoe, yang terletak di Alue Kurieng, rombongan itu berhenti untuk memasak nasi. Di situlah mereka tiba-tiba mendapat serangan pasukan Christoffel. Dengan cepat, pasukan muslim yang jumlahnya sudah sangat sedikit itu bersiap untuk melawan musuh.

Siratan Pesan

Dalam pertempuran itu, Cut Meutia terluka tembak di kakinya dan jatuh terduduk di tanah. Meskipun demikian, dia tidak menyerah; bahkan dengan pedang di tangan, dia terus melawan hingga akhirnya gugur oleh musuh. Sebelum meninggal, Cut Meutia memberikan pesan singkat kepada Teuku Syekh Buwah yang berada di dekatnya, “Selamatkan anakku, Raja Sabi. Aku serahkan dia kepadamu.”

Amanat tersebut terlaksanakan dengan baik sehingga Teuku Raja Sabi, putra Cik Tunong dan Cut Meutia, selamat dan mengalami masa kemerdekaan Indonesia. Namun, pada tahun 1946, ia meninggal dalam peristiwa “Revolusi Sosial” di Sumatera Utara (Disbud, 2022). Nama dan wajah pahlawan wanita nasional asal Aceh ini terabadikan oleh Bank Indonesia di dalam uang kertas pecahan Rp1.000 sejak tahun 2016 lalu (Arve, 2019).

Keberanian Cut Nyak Meutia dalam memimpin pasukan dalam pertempuran melawan Belanda menunjukkan bahwa perempuan tidak hanya mampu berperan dalam ranah domestik, tetapi juga mampu menjadi pemimpin yang tangguh di medan perang. Semangat kemandirian yang termilikinya menginspirasi perempuan-perempuan di Aceh dan di seluruh Indonesia untuk bangkit melawan penindasan dan mengambil peran aktif dalam perjuangan nasional.

Gagasan Keadilan

Gagasan-gagasan Cut Nyak Meutia tentang perempuan tercermin dari sikap dan tindakannya dalam menghadapi penindasan. Ia menegaskan bahwa perempuan memiliki potensi luar biasa untuk berperan aktif dalam memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan. Pandangannya menolak stereotip bahwa perempuan hanya sebagai pengikut atau objek dalam konflik, melainkan sebagai subjek yang memiliki kekuatan dan keberanian untuk bertindak.

Baca Lainya  Nyi Ageng Serang: Sosok Bu Nyai Pemimpin Perang

Sebagai seorang perempuan di masa di mana norma-norma patriarki sangat kuat, Cut Nyak Meutia menantang status quo dengan berani terlibat dalam perang melawan penjajah Belanda. Ia tidak hanya menjadi komandan perang yang tersegani di kalangan pasukan Aceh, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak perempuan untuk turut serta dalam perjuangan kemerdekaan. Dengan keberaniannya, Cut Nyak Meutia membuktikan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam perjuangan nasional.

Warisan Cut Nyak Meutia tidak hanya terbatas pada perjuangan fisik melawan penjajah, tetapi juga dalam gagasan bahwa perempuan memiliki peran sentral dalam membangun bangsa dan menegakkan nilai-nilai keadilan. Inspirasi dari kehidupannya menuntun generasi perempuan Indonesia modern untuk mengejar cita-cita mereka tanpa terbebani oleh batasan gender atau stereotip sosial. Ia menunjukkan bahwa kekuatan dan keberanian tidak mengenal jenis kelamin, melainkan tekad dan semangat untuk berjuang demi kebaikan bersama.

Hirau Ketenteraman

Selain sebagai seorang pejuang yang ulung, Cut Nyak Meutia juga terkenal sebagai sosok yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat Aceh. Ia turut aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, menjadikan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Dedikasinya tidak hanya dalam bidang militer, tetapi juga dalam membangun komunitas yang kuat dan berdaya.

Pengabdian Cut Nyak Meutia tidak hanya mendapat penghargaan masyarakat Aceh, tetapi juga terakui secara luas di seluruh Indonesia. Ia resmi menjadi salah satu pahlawan nasional Indonesia sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Namanya terabadikan sebagai simbol keberanian, keadilan, dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi segala rintangan.

Melalui pemikiran dan tindakan Cut Nyak Meutia, perempuan Indonesia mendapat teladan bahwa mereka mampu menciptakan perubahan besar dalam sejarah dan memainkan peran penting dalam perjuangan untuk keadilan dan kemerdekaan.

Baca Lainya  Menelusuri Jejak Kepemimpinan Ratu Shima

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *