Ibu, Aku, & Anakku

Sejenak
Terbaring pilu jua lemas
Mengapa begini?
Pikirku kala itu
Ternyata memang takdir telah membuatnya ada
Sembari menyadari
Terlintas perempuan (ibu) itu
Masih terlelap dalam ketakutan
Meratapi bagaimana esok
Terjalani dengan baik nuansa ketakutan melanda

Ah pikirku…
Bagaimana bisa?
Darah
Nanah
Pedih
Resah

Melanda tak karuan rasanya
Sedangkan ia (ibu)?
Tak tahu harus mengapa?
Sedang ia (ibu) sendiri juga tak bisa merasa?
Lalu, bagaimana bisa aku ada dan terus tumbuh menua?
Tanpa hadirmu, aku tak mungkin ada.

Baca Lainya  Perempuan dan Doa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *