Tajuk

Demam Seblak: Fenomena Konsumtif Remaja Perempuan

Sumber Gambar: ladiestory.id
Sumber Gambar: ladiestory.id

Di berbagai daerah, warung dan penjual seblak semakin bermunculan, menandakan tingginya minat masyarakat terhadap makanan ini khususnya remaja perempuan. Dengan cita rasa pedas dan teksturnya yang kenyal telah menjadi favorit di kalangan kaum hawa. Banyak dari mereka yang mengonsumsi hidangan khas Sunda itu hampir setiap hari. Bahkan menjadikannya sebagai camilan wajib saat berkumpul bersama teman atau sekadar menikmati waktu senggang.

Fenomena ini tak lepas dari pengaruh media sosial, sebab banyak influencer kuliner mempromosikan seblak dengan berbagai tingkat kepedasan. Tantangan makan hidangan pedas yang viral pun semakin menarik perhatian remaja untuk ikut mencoba. Sering kali demi mendapatkan pengakuan sosial atau sekadar mengikuti tren.

Namun, di balik kepopulerannya, konsumsi seblak secara berlebihan mulai menimbulkan dampak negatif. Beberapa remaja mengalami masalah kesehatan seperti gangguan pencernaan, sakit perut, hingga maag akibat tingginya kadar cabai dan bumbu instan di dalamnya. Selain itu, kebiasaan mengonsumsi makanan pedas secara terus-menerus dapat mengurangi sensitivitas lidah terhadap rasa alami makanan lain, serta menimbulkan ketergantungan terhadap sensasi pedas.

Selain dampak kesehatan, fenomena ini juga menunjukkan perubahan pola konsumsi makanan di kalangan remaja wanita. Seblak sering kali terpilih alih-alih makanan bernutrisi karena teranggap lebih praktis, terjangkau, dan sesuai dengan tren. Jika tidak terimbangi dengan asupan gizi seimbang, kebiasaan ini dapat berdampak negatif dalam jangka panjang terhadap kesehatan dan pola makan mereka.

Tren konsumsi seblak secara berlebihan mencerminkan bagaimana budaya kuliner dapat memengaruhi gaya hidup remaja. Oleh karena itu, perlu kesadaran untuk mengontrol konsumsi makanan pedas dan menjaga pola makan yang lebih sehat agar tetap bisa menikmatinya tanpa mengorbankan kesehatan.

Baca Lainya  Anak Perempuan Kedua: Belajar Tak Terlihat dan Tetap Bertumbuh

Asal Usul dan Cita Rasa

Seblak sendiri adalah salah satu kuliner masyhur yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Salah satu alasan banyaknya remaja perempuan yang menyukainya adalah karena cita rasanya yang pedas. Hidangan itu biasanya tercampur dengan cabai rawit dan sambal, sehingga memberikan sensasi pedas yang menggugah selera dan meningkatkan nafsu makan.

Bagi remaja perempuan, seblak bukan hanya menawarkan rasa pedas yang menggugah selera, tetapi juga memberikan sensasi kepuasan tersendiri saat menikmatinya. Pengaruh media sosial dan tren kuliner yang berkembang semakin memperkenalkan seblak. Tak sedikit influencer yang membagikan pengalaman mereka menikmati seblak dengan tingkat kepedasan berbeda. Menjadikannya semakin menarik bagi remaja wanita yang ingin mengikuti tantangan atau sekadar mencicipi makanan yang sedang populer.

Selain itu, ada ungkapan yang menyebut bahwa perempuan cenderung lebih tahan dan lebih mahir dalam menikmati makanan pedas ketimbang lelaki. Mengonsumsi seblak dapat memberikan rasa puas dan kenikmatan, karena dapat merangsang pelepasan endorfin di otak yang menciptakan perasaan bahagia serta meningkatkan mood.

Menikmati makanan yang enak, terutama jika seblak termasuk favorit, bisa memberikan efek positif pada suasana hati serta membantu meredakan stres atau kecemasan dalam waktu singkat. Mengonsumsi makanan pedas dapat merangsang produksi hormon yang memicu perasaan bahagia, seperti serotonin dan endorfin. Serotonin berperan dalam mengurangi kecemasan dan kepanikan, sedangkan peningkatan endorfin membuat tubuh lebih santai dan nyaman (Syidik 2020).

Dampak Komposisi

(Fadli 2023) menyatakan satu porsi seblak, yang kira-kira seberat 200 gram, mengandung sekitar 262 kalori. Komposisi kalori tersebut terdiri dari 45 persen karbohidrat, yang setara dengan 31,15 gram, 43 persen lemak, setara dengan 13,31 gram, dan 12 persen protein, yaitu sekitar 8,15 gram. Meskipun seblak mengandung berbagai nutrisi seperti karbohidrat, lemak, dan protein, kandungan lemak yang cukup tinggi (43 persen) dan kalori yang signifikan dapat berisiko bagi kesehatan jika terkonsumsi secara berlebihan. Apalagi jika sering, karena dapat berkontribusi pada penambahan berat badan dan gangguan metabolisme tubuh.

Baca Lainya  Iduladha: Menepis Anggapan Perempuan Tak Mau “Berkurban”

(dr. Dyah Novita Anggraini 2024) menyatakan meskipun seblak sangat tergemari karena rasanya yang lezat, konsumsi berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Seperti gastritis dan tukak lambung, A\asam lambung (GERD), hipertensi, obesitas dan sindrom metabolik, kolesterol tinggi, dehidrasi dan gangguan ginjal

Selain itu, terlalu sering mengonsumsi seblak dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang dapat memengaruhi kesehatan organ reproduksi perempuan. Seblak yang kaya akan lemak jenuh, bahan penyedap, dan garam dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh, yang berpotensi menyebabkan gangguan menstruasi, seperti siklus haid yang tidak teratur atau bahkan sindrom ovarium polikistik (PCOS), yang memengaruhi kesuburan (Hakim 2025).

Pengaruh Kesehatan

Selain itu, konsumsi lemak berlebih dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, yang berisiko menyebabkan penurunan aliran darah ke organ reproduksi. Dengan begitu, berpotensi memengaruhi fungsi reproduksi dan mengurangi peluang kehamilan. Bumbu pedas dalam seblak juga dapat mengiritasi sistem pencernaan, yang jika terjadi secara berulang, dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan metabolisme tubuh, berujung pada masalah kesehatan reproduksi.

Kelebihan garam dalam seblak dapat membebani ginjal, yang penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mendukung fungsi reproduksi yang sehat. Gangguan ginjal karena konsumsi garam berlebih bisa berdampak pada produksi hormon yang vital bagi kesuburan. Terakhir, konsumsi seblak yang tinggi kalori dan lemak dapat menyebabkan obesitas, yang berhubungan dengan gangguan ovulasi dan kesuburan. Obesitas juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2, serta masalah dalam kehamilan seperti preeklamsia dan diabetes gestasional. 

Secara keseluruhan, meskipun seblak adalah makanan yang menyenangkan dan menggugah selera, konsumsi berlebihan terutama pada remaja perempuan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengonsumsinya dengan bijak, terbarengi dengan pola makan sehat dan gaya hidup aktif, untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah masalah kesehatan di masa depan. Seblak sebaiknya ternikmati secara berkala dan bukan menjadi bagian utama dari pola makan sehari-hari.[]

Baca Lainya  Menakar Sistem Proporsional Tertutup dan Terbuka pada Pemilu di Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *