Fatimah Al-Banjari: Ulama Perempuan Pengarang Kitab Perukunan

Sumber Gambar: freepik.com

Barangkali kita lupa bahwa para pejuang Indonesia tidak terlepas dari kalangan ulama di berbagai penjuru negeri. Seperti halnya wilayah Kalimantan Selatan, sebut saja Fatimah Al-Banjari. Beliau salah satu tokoh ulama perempuan dari Banjarmasin yang hampir terlupakan. 

Fatimah lahir di Martapura yang notabene dari keluarga terdidik. Putri ulama besar dan terhormat bernama Syaikh Abdul Wahab Bugis yang berasal dari keluarga bangsawan. Ibunya bernama Syarifah, putri dari Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari yang merupakan ulama besar dunia dari Nusantara (Indonesia).

Terlahir dari keluarga berdarah ulama dan bangsawan, Fatimah mendapatkan privilege yang cukup. Ia mampu menguasai bahasa Arab, ilmu tafsir, usuludin, fikih, dan berbagai cabang disiplin ilmu. Kealiman dan keilmuan yang Fatimah miliki tak lepas dari peran sang kakek, Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, yang mendidiknya secara langsung. Tidak heran jika Fatimah tumbuh menjadi perempuan cerdas dam memberikan pengaruh besar bagi perempuan di tempat tinggalnya.

Tradisi Keilmuan

Fatimah Al-Banjari tidak hanya terkenal sebagai perempuan dalam berbagai disiplin ilmu agama. Ia juga memiliki peran dan pengaruh penting dalam tonggak kemunculan para ulama di Kalimantan sehingga bisa merintis emansipasi perempuan di bidang pendidikan, khususnya Islam. Salah satu keterlibatannya dalam tradisi keilmuan dan pendidikan Islam adalah melalui karyanya yaitu kitab Perukunan.

Kitab Perukunan berisi tentang persoalan fikih tentang rukun Islam dan rukun iman seperti seperti salat, puasa, dan mengurusi jenazah. Kitab yang tertulis dalam bahasa Melayu tersebut merupakan catatan-catatan pelajaran yang Fathimah terima dari sang kakek. Serta telah banyak dipelajari masyarakat hampir di seluruh Indonesia.

Catatan tersebut kemudian tersalin secara turun-temurun. Belakangan tercetak dengan nama Perukunan. Pendapat lain mengatakan bahwa kitab Perukunan adalah kitab karya Fatimah tanpa menyebutkan sebagai hasil dikte Muhammad Arsyad, sang kakek.

Baca Lainya  Mengenal Rasuna Said, Orator Ulung hingga Dewan Pertimbangan Agung

Fatimah Al-Banjari adalah salah satu dari sekian banyak ulama perempuan di Indonesia yang memperjuangkan hak-hak pendidikan perempuan. Sosok intelektualnya dapat menjadi contoh bagi generasi saat ini untuk memberikan kiprah perjuangan pendidikan kepada perempuan di Indonesia. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *