Wacana perempuan bukan hal yang menjadi perdebatan lagi, pasalnya isu perempuan selalu menjadi topik menarik untuk diperbincangkan. Terlebih jika berkaitan dengan perempuan dan lingkungan. Bukankah demikian?
Yah, lagi dan lagi kita tidak bisa menutup mata bahwa perempuan memiliki peran penting bagi lingkungan. Sebut saja peran perempuan di dalam rumah tangga, ia akan menjadi actor yang berperan penting dalam urusan kebersihan rumah tangga. Meskipun, tidak menutup kemungkinan bahwa laki-laki pun sama demikian. Namun meskipun begitu, perempuan akan jauh lebih sensitif dalam hal lingkungan dan kebersihan. Maka tidak mengherankan bila pekerjaan domestik lebih terpercayakan kepada seorang perempuan.
Permasalahan lingkungan belakangan ini terus menarik perhatian seiring satu demi satu kerusakan alam mulai berebut saling mendahului akibat krisis iklim. Maupun pemanfaatan sumber daya alam yang kurang bijaksana. Lantaran itu, kerusakan yang terjadi tersebut perlu teratasi dan menjadi tanggung jawab bersama sebagai umat mannusia baik laki-laki ataupun perempuan. Namun pada faktanya, perempuan kerap kali tidak terlibatkan dalam hal demikian.
Peran Perempuan
Perempuan memiliki peranan penting di segala sektor, tidak terkecuali di bidang lingkungan. Tidak sedikit pula kontribusi perempuan terhadap lingkungan yang tidak terlihat. Terlebih pada persoalan pengelolaan sumber daya alam di kehidupan sehari-hari.
Dalam pekerjaan rumah tangga misalnya, perempuan sangat andil dalam memanfaatkan berbagai produk yang teranggap ramah lingkungan ataupun tidak. Tidak perlu jauh ke sana, di tangan perempuanlah bahan pangan untuk keluarga akan terpilih dari produk organik bebas pestisida hingga pengelolaan sampah baik sampah organik, sampah dapur atau sampah daur ulang.
Di sisi lain, pendidikan lingkungan untuk anak juga pertama kali perempuan ajarkan sebagai ibu. Keserdehanaan membiasakan membuang sampah pada tempatnya adalah bentuk kepedulian perempuan terhadap keluarga dan juga lingkungan. Hal tersebut yang menjadikan peran perempuan tidak terlihat karena banyaknya peran -peran besar yang menutup peran perempuan yang secara kecil memberikan pengaruh besar.
Konsep Ekofeminisme
Konsep ekofeminisme kemudian hadir untuk membahas perjuangan perempuan di isu lingkungan hidup. Penulis Prancis Francoise dāEaubonne pertama kali memperkenalkan istilah ekofeminisme dalam bukunya yang berjudul Le Feminisme ou la Mort.
Tujuan dari ekofeminisme sebenarnya terbilang sederhana yaitu membuat seluruh masyarakat menyadari bahwa perempuan dan lingkungan hidup merupakan subjek yang juga layak mendapatkan tempat di sistem sosial ekologi, bukan kemudian membuat perempuan menjadi lebih dominan.
Dalam hal ini, keterlibatan perempuan dianggap sangat penting, termasuk memberikan ruang adil dalam pengambilan keputusan maupun peran dalam pengelolaan lingkungan. Karena demikian, tanpa kita sadari, kerap kali kita menemui budaya masyarakat yang membarasi partisipasi perempuan dalam menyampaikan kepentingannya di ruang publik, termasuk terkait masalah lingkungan yang dianggap sebatas urusan dan dominasi laki-laki.
Pada dasarnya, ruang perempuan dalam memberikan aspirasi dinilai penting. Hal ini berkaitan dengan bagaimana terciptanya lingkungan hidup sehat di dalam keluarga yang menjadi keresahan perempuan. Dengan demikian, pendidikan dan pemberdayaan perempuan di bidang lingkingan perlu diwadahi dan didorong untuk berkarya.
Perempuan yang memiliki peran atau posisi sebagai leader tentu memiliki kontribusi penting dalam mendorong berbagai kebijakan terkait dengan pemanasan global dan perubahan iklim. Yaitu dengan melakukan perubahan perilaku sehari-hari. Seperti Gerakan penanaman pohon, penyelamatan ozon melalui penggunaan kosmetik alami dan penggunaan alat elektronik hemat energi.