Tajuk

Fahmina Institute Perkuat Kapasitas Kepemimpinan Ulama Perempuan Lewat Pendidikan Politik

Pendidikan Politik Fahmina Institute perkuat kapasitas kepemimpinan politik perempuan melalui kegiatan Pendidikan Politik bagi Ulama Perempuan

Nisa.co.id – Fahmina Institute menyelenggarakan pendidikan politik bagi ulama perempuan. Temanya yakni “Ulama Perempuan dalam Meneguhkan Politik yang Ramah terhadap Perempuan Menuju Peradaban yang Berkeadilan”. Acar ini berlangsung di Guest Hotel Semarang, pada Sabtu, (11/06/23).

Kegiatan tersebut terlaksana selama dua hari. Dengan tujuan meningkatkan kapasitas kepemimpinan politik bagi ulama perempuan. Tak lain dalam merespons partisipasi kuota perempuan juga tantangan perempuan di tahun politik ke depan.

Sebanyak 24 bu nyai dan mbak nyai mengikuti egiatan tersebut. Beliau-belieu datang dari berbagai provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hadir dalam kesempatan tersebut dua pemateri senior. Yakni Ibu Ida Budhiarti dan Ibu Nyai Maria Ulfa Anshor, serta fasilitator handal Ibu Nyai Masruchah.

“Perempuan memiliki banyak tantangan representasi dan kepemimpinan dalam menghadapi demokrasi. Maka, jika ada ulama perempuan yang ikut berkontribusi dalam pesta demokrasi adalah suatu keberanian yang membanggakan,” ujar Ida Budhiarti.

Pendidikan Politik bagi Ulama Perempuan

Sampaian materi kedua oleh Ibu Nyai Maria Ulfa Anshor yang menjelaskan bagaimana posisi perempuan ternilai sangat penting dalam kemajuan dan perubahan kebijakan yang adil dan setara terhadap perempuan.

Lebih lanjut lagi, Ibu Nyai Maria Ulfa memaparkan bahwa, “Perempuan memiliki tantangan, hambatan, dan juga harapan di tahun politik, maka perempuan harus mau mengambil kebijakan. Ada banyak strategi pemberdayaan perempuan dalam politik yakni memiliki peran yang sama, dan memiliki kesempatan yang sama dalam mengambil keputusan.”

Dalam kesempatan tersebut, Ibu Nyai Masruchah, Ketua Kongres Ulama Perempuan Indonesia Dua sekaligus fasilitator, menyampaikan bahwa di tahun politik ini ulama perempuan “tidak hanya merespons teks, tetapi juga merespons konteks”.

Maka, dari kegiatan tersebut berharap agar para ulama perempuan memiliki kapasitas yang mumpuni dalam menghadapi tahun politik sekarang ini. Namun, tidak hanya itu, Fahmina Institute juga berharap bahwa di tahun politik ini, para Bu Nyai dan Mbak Nyai bisa ikut serta berpartisipasi memperjuangkan kaum perempuan bukan sekadar pemenuhan kuota belaka.

Baca Lainya  Kiprah Aktivisme dan Politik Khofifah Indar Parawansa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *